Afrika Timur Hadapi Musim Kemarau Terburuk Setelah Bertahun-tahun
Wednesday, Mar. 8, 2006 Posted: 10:38:41AM PST
Afrika Timur menghadapi musim kemarau terburuk setelah bertahun-tahun lamanya, lapor Christian Aid.
Negara-negara di Afrika Timur saat ini berada dalam keadaan amat genting dan membutuhkan bantuan makanan secepatnya. Negara-negara tersebut adalah Kenya, Somalia, Ethiopia, Tanzania dan Djibouti.
Saat PBB mengumumkan bahwa 11 juta orang berada dalam resiko di Afrika Timur, Christian Aid yang ebrmarkas di Inggris itu langsung meluncurkan sebuah permintaan mendesak untuk wilayah tersebut.
Dominic Nutt, spesialis Christian Aid dan salah satu saksi yang menyaksikan langsung krisis pangan disana, melaporkan bahwa ia melihat para penduduk meminta-minta air di tepi jalan dan anak-anak berjalan bermil-mil jauhnya untuk mencari sesuatu yang dapat diminum. Karena situasi keamanan yang menakutkan terjadi di Somalia, sangat sedikit laporan tentang penderitaan disana mencapai belahan dunia lain dan terutama sekali operasi bantuan di Somalia amat berbahaya.
"Ini adalah sebuah krisis yang berada di ambang malapetaka," kata Nutt. "Dimana-mana ada ternak mati dan penduduk menjual apapun yang mereka punyai untuk membeli makanan. Ini adalah minggu-minggu terakhir mereka dapat bertahan tanpa pertolongan."
Christian Aid telah menerima banyak laporan bahwa banyak penduduk yang telah mati karena kehausan, sementara 70% ternak telah hilang karena komunitas yang pada umumnya beternak itu memindahkan ternak mereka dalam pencarian yang putus-asa akan air dan makanan. Lubang-lubang air telah kering dan makanan untuk manusia dan binatang amat langka di seluruh wilayah tersebut.
Bukti-bukti itu dengan kuat menunjukkan wilayah itu akan terus menderita musim kemarau sebagian besar dikarenakan degradasi lingkungan dan perubahan iklim.
Di Kenya, 3,5 juta orang sangat membutuhkan pertolongan secepatnya. Christian Aid mendanai tank-tank air yang menyediakan 52.000 liter air setiap harinya untuk komunitas-komunitas yang rapuh. Walaupun musim kemarau mungkin jadi penyebabnya, Christian Aid percaya bahwa kemiskinan itu sendiri yang menyebabkan penduduk menjadi rapuh dan meninggalkan mereka tanpa ada alternatif lain saat sebuah bencana melanda.
"Dunia benar-benar tidak menghargai dalam 60 hari terakhir betapa seriusnya situasi ini...kami sekarang berada dalam sebuah krisis. Kami berada dalam 'life-saving mode'," kata Kepala Food Programme PBB, James Morris.
Ia mengatakan tanpa adanya donasi jangka pendek sebesar $189 juta secepatnya dipenuhi, banyak kelaparan dikarenakan malnutrisi akan segera mengikuti.
Christian Aid akan mendukung partner-partner mereka seperti Gereja Anglikan Kenya setelah masa krisis terbesar lewat dengan menyediakan benih tanaman dan alat-alat serta memperbaiki atau membangun kembali pompa-pompa dan mesin irigasi.
Courtney Lee
Koresponden Kristiani Pos
|