Pejabat pemerintah Pakistan Selasa lalu mengatakan bahwa mereka mencurigai Al Qaeda dan Taliban dibalik serangan terakhir terhadap umat Kristiani.
Sipah-E-Sahaba Pakistan (SSP), kelompok ekstrimis terlarang pro-Taliban Sunni, dan kelompok jaringan Al Qaeda Lashkar-E-Jhangvi (LeJ), dipercaya telah menghasut dan mendorong terjadinya serangan pada Sabtu lalu di Gojra kota yang berada di pusat Pakistan,” kata Rana Sanaullah, kepala bidang hukum Provinsi Punjab.
“Nyatanya, kelompok-kelompok terlarang itu ikut terlibat dalam peristiwa kekacauan tersebut,” Sanaullah, yang juga bertanggung jawab atas keamanan di Punjab, mengatakan kepada Reuters melalui telepon dari Gojra.
Pemerintah Pakistan baru-baru ini tengah memerangi pasukan Taliban di provinsi yang terletak di barat laut negara dimana kelompok teroris belakangan ini telah mendirikan kubu pertahanan di banyak tempat di daerah tersebut. Pihak berwajib khawatir Taliban dan pendukungnya saat ini sedang berusaha menekan ke bagian pusat negara.
Ratusan penduduk Muslim yang marah mengobori rumah-rumah penduduk Kristiani di Gojra pada Sabtu lalu, yang mengakibatkan delapan orang percaya meninggal, termasuk dua anak dan beberapa wanita. Serangan tersebut dipicu oleh tuduhan bahwa sebuah keluarga Kristen sudah melecehkan Al-Quran ketika beberapa halaman kitab suci Islam tersebut didapati tergeletak di halaman depan rumah mereka usai sebuah pesta pernikahan Kristen digelar.
Pihak berwajib yang melakukan penyelidikan mengatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
Serangan di Gojra disusul kemudian dengan terjadinya kerusuhan di Korian, yang juga berada di wilayah Provinsi Punjab, pada Kamis kemarin ketika kerumunan massa yang marah mengobori puluhan rumah penduduk Kristiani setempat. Serangan di Korian merupakan insiden kekerasan pertama yang terjadi setelah tuduhan pelecehan terhadap Al-Quran.
Sekretaris eksekutif All Pakistan Minorities Alliance (APMA) Cecil Chaudhry menyebut serangan itu sebagai “perbuatan tercela,” dan mengatakan bahwa insiden yang terjadi di Gojra tidak dapat dicegah oleh pihak berwajib setempat.
“Karena mereka telah gagal mencegahnya maka hal yang paling penting bagi polisi adalah membawa pelaku kekerasan ke pengadilan,” ujar Chaudhry. “Khususnya mereka harus membawa para ekstremis yang telah menghasut dan menyebabkan serangan tersebut dan serangan lainnya ke pengadilan Anti-Tindakan Terorisme.”
Sekretaris jenderal Dewan Gereja-Gereja Dunia Rev. Dr. Samuel Kobia mengatakan bahwa kekerasan tersebut "menegaskan kembali ketakutan mengenai pemerintah yang terus-menerus gagal dalam melindungi warganegaranya." Kobia meminta kepada presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, dalam suratnya pada Senin lalu untuk "menjamin keselamatan dan keamanan" umat Kristiani. Dia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap "undang-undang penghujatan di Pakistan yang sering dipakai sebagai alasan untuk ke menjadikan minoritas Kristiani sebagai korban.”
Kepala bidang hukum Provinsi Punjab Sanaullah mengatakan bahwa baru-baru ini intelijen pemerintah melaporkan bahwa kelompok militan sedang menggunakan strategi baru untuk menghasut terciptanya kekerasan sektarian dengan bom bunuh diri.
Open Doors, organisasi pengawas penganiayaan terhadap Kristiani, menempatkan Pakistan di No. 13 diantara negara-negara penganiaya Kristiani terburuk di dunia.
Ethan Cole Petugas keamanan di Iran baru-baru ini menangkap lima orang yang baru berkonversi menjadi Kristen dan pemimpin gereja rumah tempat mereka mengadakan pertemuan, menurut laporan ...