Kehancuran Ekonomi Dunia Akibat Manusia Meninggalkan Tuhan
Saturday, Mar. 7, 2009 Posted: 2:28:35PM PST
|
Seminar ekonomi Reformed Center for Religion and Society (RCRS) dengan tema,” Mengapa Ekonomi Dunia Hancur?...What’s Next?”, Sabtu (28/2/2009) lalu di Auditorium John Calvin, Kemayoran, Jakarta Pusat. (Foto: Kristiani Pos) |
|
Pdt.Dr. Stephen Tong memberikan ulasannya dalam seminar ekonomi ,” Mengapa Ekonomi Dunia Hancur?...What’s Next?”. (Foto: Kristiani Pos) |
Krisis ekonomi global yang dimulai dengan krisis Sub-Prime Mortgage di Amerika Serikat kini mulai menjalar dan meluas ke negara-negara di dunia baik negara maju maupun berkembang seperti halnya di Indonesia yang juga tidak luput dari imbas krisis ekonomi global.
Penurunan ekspor akibat melemahnya ekonomi dunia membuat perusahan makin mengencangkan ikat pinggang bahkan melakukan PHK secara besar-besaran sampai kepada pengehentian produksi.
Perlambatan ekonomi Indonesia terus terjadi. Pada triwulan ke empat tahun 2008 pertumbuhan ekonomi 5,2% melemah dari triwulan sebelumnya yang masih 6,1%. Pada triwulan pertama 2009 ini diperkirakan akan lebih rendah lagi, hal ini berarti banyak PHK akan terjadi.
Pengenalan akan masalah dan bagaimana upaya untuk mengatasinya menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan agar dapat memberikan ketenangan bagi masyarakat Indonesia. Strategi pemerintah untuk mengantisipasi krisis global, serta kiat pebisnis serta analisa pengamat ekonomi merupakan bahasan yang diperlukan untuk membangun optimisme sebagai suatu bangsa, terkait dengan hal itulah Reformed Center for Religion and Society (RCRS) kembali mengadakan seminar ekonomi dengan tema,” Mengapa Ekonomi Dunia Hancur?...What’s Next?”
Seminar tersebut diadakan Sabtu (28/2/2009) lalu di Auditorium John Calvin salah satu bangunan yang ada di gereja Reformed yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat yang merupakan gereja megah dengan kaspasitas 4000 jemaat dan didirikan di tanah seluas 3000 meter persegi yang saat ini masih dalam proses penyelesaian.
Para pembicara dalam seminar tersebut yakni Dr. Stephen Tong, Raden Pardede Ph. D., Henry Koenaefi M.B.A, Tendean Rustandy, M.B.A, dan Murni Santoso selaku moderator seminar.
Benyamin F. Intan, direktur eksekutif RCRS dalam sambutannya menjelaskan bahwa untuk dapat memperbaiki kondisi ekonomi suatu bangsa, pembangunan budaya dan agama merupakan kunci utama.
Pemerintah secara umum menurut Raden Pardede telah merespon krsis ekonomi global tersebut dengan memberikan fasilitas likuiditas, membawa kerangka hokum untuk rencana darurat penyelamatan system keuangan dan ekonomi, enambah belanja pemerintah (stimulus fiskal) untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya beli masyarakat dalam program pengurangan kemiskinan, mencegah barang impor illegal sehingga memungkinkan produksi dalam negeri di konsumsi konsumen dalam negeri, menjaga neraca pembayaran dan rupiah, pengelolaan ekspektasi dengan leadership yang tangguh untuk merespon secara cepat. Usaha-usaha tersebut diakui oleh Pardede ukanlah pekerjaan yang mudah, namun kerjasama semua elemen bangsa akan dapat meringankan tugas berat tersebut,” imbuhnya.
Menyadari adanya masalah maka diperlukan sikap pertobatan dan tetap waspada akan terjadinya berbagai hal yang datang secara tiba-tiba. Manusia tidak boleh menjadi tamak dan harus tetap memperhatikan sesamanya. Ketamakan berarti memilih uang sebagai tujuan hidup dan menolak melayani Tuhan.
Para pebisnis seharusnya tetap melakukan GCG (Good Corporate Governance) serta CSR (Corporate Social Responsibility). Dengan demikian setiap berkat yang diterima setiap orang menjadi berkat bagi sesama.
Next Page: 1 | 2 |
Maria F
Reporter Kristiani Pos
|