STT. SETIA Gelar Kuliah “Terbuka”, Pemerintah Mana Janjimu?
Wednesday, Feb. 11, 2009 Posted: 1:34:28PM PST
|
Puluhan Mahasiswa STT. STIA yang mengikuti Kuliah |
|
Spanduk berisi seruan mahasiswa SETIA untuk mendapatkan hak dan keadilan sebagai warga negara Indonesia. (Foto: Kristiani Pos) |
|
Ketua senat STT. SETIA, Herdi, mahasiswa STT. SETIA tingkat akhir jurusan PAK. (Foto: Kristiani Pos) |
Memasuki bulan ke tujuh berada di tempat penampungan dengan situasi belajar yang sangat memprihatinkan masih harus di jalani oleh mahasiswa STT. SETIA.
Nampaknya harapan mereka untuk segera mendapatkan tempat relokasi yang dijanjikan pemerintah rupanya masih jauh api dari panggang.
Senin (9/2) lalu sekitar lima puluh mahasiswa SETIA menggelar perkuliahan “terbuka” di depan istana negara tepatnya di luar halaman Monas, Jakarta.
Ide perkuliahan “terbuka” ini murni adalah inisiatif para mahasiswa SETIA yang mulai gerah karena tampaknya pemerintah mulai lupa akan janji tempat relokasi bagi STT. SETIA.
“Perkuliahan terbuka” tersebut diadakan dengan harapan agar masyarakat terutama pemerintah pusat dapat menyaksikan sendiri situasi yang dialami oleh mahasiswa STT. SETIA yang sampai detik ini masih harus terlantar dan terenggut haknya untuk mendapatkan pendidikan dan keadilan sebagai warga negara. Selain juga untuk mengingatkan lagi pemerintah dan Presiden bahwa masalah SETIA belumlah selesai.
Herdi selaku ketua senat STT. SETIA yang ditemui di sela-sela acara perkuliahan “terbuka” mewakili para mahasiswa SETIA mengatakan bahwa para mahasiswa merasa sangat menderita dengan situasi di penampungan saat ini yang makin diperburuk lagi dengan hujan yang menyiram wilayah Jakarta hampir setiap hari, yang mana sangat menyulitkan para mahasiswa yang berada di tenda-tenda penampungan Bumi Perkemahan Cibubur karena tanah yang becek dan tenda yang rubuh.
Baik dari pihak kampus, yayasan, dan senat mahasiswa sampai saat ini masih terus meminta kepastian dan tanggungjawab pemerintah perihal tempat relokasi yang dijanjikan.
Upaya penyelesain pun telah ditempuh, baik melalui jalur hukum, lobi-lobi dengan pihak-pihak yang dapat membantu menangani masalah SETIA dan juga dengan menggelar kuliah “terbuka” di depan istana negara yang akan diadakan secara rutin setiap hari Senin dan Kamis.
Herdi juga meminta agar pemerintah dapat lebih serius memperhatikan masalah SETIA dan memberikan hak sipil mereka sebagai warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Menjelang pemilu ini, Herdi berharap agar para pemimpin yang nantinya terpilih dalam pemilu dapat menegakkan keadilan hukum dan menolong rakyat kecil untuk memperoleh hak-hak sipilnya. Menegakkan hak-hak sipil dengan tidak pandang bulu, tidak ada warga negara kelas satu dan kelas dua karena semuanya adalah warga negara Indonesia.
Dimana pun kita, selama masih berada di wilayah NKRI, kita semua mempunyai hak yang sama,”tegasnya.
Ditambahkan pula bahwa relokasi ke tempat yang baru merupakan pilihan yang terbaik untuk SETIA daripada harus kembali ke kampus lama mereka yang saat ini kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk mereka melakukan kegiatan perkuliahan. Mereka cenderung untuk memilih mendesak pemerintah melakukan percepatan waktu untuk kepastian tempat relokasi.
Selain itu, tidak sedikit orangtua mahasiswa yang meminta anaknya untuk keluar dari STT. SETIA dan pulang ke daerah asal mereka untuk melanjutkan kuliah di tempat lain. Beberapa mahasiswa ada yang akhirnya terpaksa keluar karena sudah tidak tahan dengan situasi yang makin memburuk.
Namun lain halnya dengan Hendri ,“saya percaya bahwa Tuhan ingin membentuk kita di lembaga ini, karena lembaga ini adalah alat Tuhan yang Tuhan pakai dan dari sisi rohani saya percaya ada rencana Tuhan dibalik semuanya ini,”ujar Herdi mantap.
Next Page: 1 | 2 |
Maria F
Reporter Kristiani Pos
|