Meningkatkan Kompetensi Manusia Merupakan Formula Ampuh Berantas Kemiskinan, Menurut Penelitian
Friday, Nov. 7, 2008 Posted: 7:54:11PM PST
Sulawesi Selatan bebarapa kali menetapkan kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk tiap kali ada anak balita gizi buruk meninggal. Namun, kali ini setelah meninggalnya Dea Adelia sabtu, 1 November 2008, sulsel belum menetapkan KLB gizi buruk. Sebelumnya, dua balita Aco (4) dan Erna, bayi berusia tujuh bulan meninggal dunia di RS Haji Makasar akibat gizi buruk. Belum ditetapkannya KLB ini mungkin karena selama Januari-Oktober 2008 kasus gizi buruk hanya sedikit, yakni 94 kasus.
Namun, menurut Kepala seksi Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi selatan 72.000 dari 800 ribu anak Balita di Sulawesi Selatan mengalami gizi buruk, selain itu ada 272 000 anak kurang gizi, data ini semestinya cukup untuk menetapkan KLB gizi buruk di Sulsel, ini adalah potret kemiskinan yang amat memprihatinkan, dan dampaknya pasti akan berlangsung lama, karena anak-anak dengan gizi buruk berkepanjangan tentu saja tak mampu memiliki kompetensi yang tinggi meski dididik dengab baik, apalagi dengan kondisi pendidikan yang masih memprihatinkan seperti saat ini, khususnya di Bagian Timur Indonesia.
Kemiskinan bukan hanya menjadi momok bagi masyarakat Sulawesi Selatan, tapi juga pada banyak daerah lain. Bahkan, di Bekasi yang menyatu dengan kota Metropolitan pun, balita yang mengalami gizi buruk terus bertambah, tahun 2007 terdapat 735 anak balita menderita gizi buruk, tahun 2008 bertambah menjadi 827 anak.
Formula ampuh untuk mengurangi kemiskinan sebenarnya telah dipahami masyarakat luas, karena formula untuk mengurangi angka kemiskinan dari jaman ke jaman tidak pernah berubah, yaitu meningkatkan kompetensi manusia (memerangi kebodohan) dan membelenggu kerakusan manusia (menumpas kejahatan dan ketidak adilan), meski tiap jaman tentunya memiliki kompleksitas masing-masing.
Namun, yang menjadi persoalan sekarang adalah, apakah kita memang serius berjuang untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang kini sedang menderita itu? Karena perjuangan itu menuntut kerjasama semua umat manusia, pemerintah dan masyarakat.
Memerangi Kebodohan
Abraham Kuyper, seorang Perdana Menteri Belanda, yang terkenal dengan politik etisnya, yang menguntungkan Indonesia pada masa Penjajahan Belanda, mengatakan, “tugas untuk memelihara dan mengusahakan bumi memerlukan pengetahuan. Untuk menyingkapkan potensi yang terkandung di dalam alam, atau mengarahkan kekayaan liar yang ada di dalam alam, manusia memerlukan kepandaian.” Tanpa pengetahuan yang memadai, alam tak akan dapat memenuhi kebutuhan manusia, apalagi ketika manusia secara ganas telah merusak alam yang adalah sumber kehidupannya itu.
Melalui pengetahuan dan kepandaian itulah banyak Negara yang miskin sumber alamnya, seperti Korea Selatan misalnya, Jepang dan khususnya negara-negara Barat, telah berhasil memajukan negeri mereka. Kemampuan mengolah alam dengan menggunakan tekhnologi menjadikan negara maju bukan saja dapat memaksimalkan hasil alam mereka, tapi juga telah memberikan mereka kemampuan untuk mengolah hasil alam dari negara-negara yang melimpah sumber alamnya, namun gagap dalam teknologi.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
Pdt. Binsar A. Hutabarat, S.Th., M.C.S.
Kontributor Kristiani Pos
|