Para tokoh agama di Maluku berpendapat bahwa kondisi ”Maluku damai” saat ini telah mencapai 100 persen. Hal itu dinyatakan dalam pertemuan para tokoh agama dengan Duta Besar Vatikan Mgr Albert Malcom Rajith Patabendige di Ambon, Sabtu (3/12).
Rajith Patabendige mengemukakan, perjuangan agama tidak mesti dengan kekerasan. Tetapi, bagaimana agama berperan mengajak umat bersama-sama datang kepada Tuhan Yang Maha Esa sambil memahami dan mempraktikkan agama masing-masing dalam hidup sehari-hari dengan sebaik-baiknya, Kompas memberitakan.
Dubes Vatikan secara maraton bertemu dengan Uskup Ambon Mgr Petrus C Mandagi MSc, Ketua Gereja Protestan Maluku Pdt Dr Jhon Ruhulesin, dan jajaran pengurus Majelis Ulama Indonesia Maluku di Ambon.
Tokoh agama di Maluku menyambut baik kunjungan Dubes Vatikan di Ambon sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa konflik Maluku telah berakhir. Kini Maluku telah memasuki fase perdamaian yang semakin sempurna.
Dua tahun belakangan ini, konflik dua komunitas tidak terjadi lagi kecuali konflik adat antardesa dalam satu komunitas, serta perkelahian aparat di Waihong dengan warga sipil. Proses perdamaian terus berjalan meski diselingi aksi teror penembakan dan pengeboman di tempat-tempat umum.
Uskup Ambon Mandagi melukiskan bahwa persaudaraan dan perdamaian di Maluku belakangan tercipta harmonis sangat normal di tingkat masyarakat bawah. Dikatakan, antara komunitas yang pernah bertikai sudah saling mengunjungi untuk bersilaturahmi dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
”Kami dengan teman-teman dari kaum Muslim bahkan saling mengkritik tetapi tidak melukai,” ujarnya di depan pengurus MUI.
Dubes mengunjungi Maluku selama empat hari, selain bertemu dengan jajaran tokoh agama, ia juga ke Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, untuk meresmikan gereja Katolik dan melihat lomba Paduan Suara Gerejawi se-Maluku.
JAKARTA - Ratusan orang lintas agama dan suku bangsa membaur bersama berdoa untuk Gus Dur di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (2/1/2010) malam. ...