A.B. Susanto, pendiri GEMPITA secara simbolis menyerahkan 10 buah mesin jahit kepada suster Josephine selaku perwakilan Panti Werdha Marfati dengan didampingi oleh Qory Sandioriva ( Putri Indonesia 2009). (Foto: Kristiani Pos)
Beberapa orang mantan penderita kusta yang diberdayakan di panti Werdha Marfati tengah sibuk menjahit pakaian. (Foto: Kristiani Pos)
A.B Susanto (Founder GEMPITA)bersama Yayasan Putri Indonesia mengunjungi Panti Werdha Marfati untuk membagikan 10 buah mesin jahit yang diperuntukkan bagi mantan penderita kusta, Selasa (1/12)di Tangerang, Banten. (Foto: Kristiani Pos)
TANGERANG – Dalam rangka kepedulian terhadap penderita kusta dan mantan penderita kusta, GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Indonesia dan Dunia Tanpa Kusta), Selasa (1/12) melakukan aksi sosial memberikan sumbangan10 mesin jahit untuk para mantan penderita kusta di Panti Werdha Marfati, Tangerang, Banten.
Penyerahan mesin jahit ini dilakukan demi memberi peluang kepada para mantan penderita kusta untuk dapat mandiri dan berkarya seperti masyarakat umumnya.
Penyerahan 10 buah mesin jahit secara simbolis dilakukan oleh A.B. Susanto, pendiri GEMPITA kepada suster Josephine dari pihak Panti Werdha dengan didampingi oleh Qory Sandioriva ( Putri Indonesia 2009). Acara juga dimeriahkan dengankehadiran Putri Indonesia Lingkungan 2009 Zukhritul Hafizah, Putri Indonesia Pariwisata 2009 Isti Ayu Pratiwi, Grace Lasaroeddin (Miss Indonesia Earth Eco Tourism 2009), serta Koko dan Cici Jakarta.
A.B. Susanto dalam keterangannya mengatakan, “Mesin jahit yang kami sumbangkan didesain khusus untuk mantan penderita kusta yang telah diberdayakan di Panti Werdha Marfati mereka diberi pelatihan agar memiliki keterampilan, diharapkan dengan adanya mesin jahit ini, mereka bisa menjadi mandiri dan tidak lagi mendapat tindakan diskriminatif dari masyarakat. Sosialisasi ini sekaligus bertujuan mewujudkan Indonesia dan dunia tanpa kusta,”tegasnya.
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae, penyakit ini ejatinya sulit menular karena lebih dari 95 persen total penduduk dunia secara alamiah kebal terhadap kusta. Namun,sayangnya tidak banyak masyarakat yang tahu kalau kusta sulit menular, sehingga mengakibatkan tigma negatif terlanjur melekat pada penderita kusta, sehingga sikap diskriminatif pun menghalangi kebebsan mereka untuk berkarya di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan banyak penderita kusta yang terlantar di jalan menjadi pengemis dan jarang diberi kesempatan bekerja di area publik.
Acara dilanjutkan dengan mengunjungi tempat operasional dimana para mantan penderita kusta melakukan kegiatan menjahit pakaian yang sebagian besar merupakan pesanan dari lembaga atau perusahaan yang menjahitkan pakaian seragam kepada Panti Werdha Marfati.
Qory Sandioriva ( Putri Indonesia 2009) juga memberikan dukungan kepada para mantan penderita kusta dengan mengatakan,” Kita semua sama, apa pun penyakitnya dan apa pun yang diderita, yang terpenting adalah agar kita selalu ingat pada pencipta kita dan dapat tegar dan tetap semangat dalam menghadapi penderitaan,” ujarnya.
Panti Werdha Marfati adalah panti sosial yang menampung mantan penderita kusta setelah mereka selesai menjalani pengobatan di RS Sitanala, rumah sakit khusus kusta. Jumlah penghuni panti Werdha saat ini berjumlah 45 orang mencakup mantan penderita kusta dan lansia.
Organisasi Setara Institute, yang memantau situasi demokrasi dan perdamaian, khawatir pelanggaran kebebasan umat beragama di Indonesia akan meningkat ...