Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

200 Kota Indonesia Berdoa untuk Bangsa

Maria F.
Reporter Kristiani Pos

Posted: May. 14, 2008 13:27:25 WIB
200-kota-indonesia-berdoa-untuk-bangsa

Tokoh gereja berdoa bergantian dalam acara GDOP (12/5) di Senayan City, Jakarta (Foto: Kristiani Pos)

200-kota-indonesia-berdoa-untuk-bangsa

Ps. Rob Taylor dan seorang Perwakilan Megacities Berdoa dalam acara GDOP. (Foto: Kristiani Pos)

200-kota-indonesia-berdoa-untuk-bangsa

Peserta GDOP. (Foto: Kristian Pos)

Sekitar 200 kota di seluruh Indonesia secara serentak bersama-sama berdoa dalam rangka hari doa sedunia sehingga terbentuk titik-titik api doa dari sabang sampai merauke, dimana setiap kota akan dipenuhi oleh api doa.

Dalam acara GDOP yang berlangsung pada Senin (12/5) di Senayan City, Jakarta, lebih dari 200 orang hadir beserta beberapa pemimpin gereja dari berbagai aras nasional yang secara bergantian turut memimpin doa bersama diantaranya Dr Iman Santoso (LINK, TCI), Pdt Soehandoko Wirhaspati, MA (PGPI), Pdt Tony Mulia (JDN), Pdt Martin Harefa dan Pdt Andreas Soestono.

Topik doa dalam GDOP kali ini diambil dari Habakuk 2:14. "Harapan kami adalah bahwa Indonesia pasti berubah. Secara pribadi saya mau mengatakan bahwa muzijat itu terjadi di tengah-tengah masalah. Seperti contohnya kita bisa lihat kisah di Alkitab, Yusuf ditengah-tengah masa kelaparan justru dia diberkati. Kita tahu bahwa bangsa kita saat ini sedang mengalami masalah, kita beriman bahwa ditengah-tengah masalah kita bisa menjadi terang," kata Tony.

JDN terdiri atas 5 orang sebagai anggota dewan eksekutif yakni, Pdt Tony Mulia, Pdt Charles Jonan, Pdt Andreas Soestono, Pdt Martin Harefa, dan Pdt Daniel Pandji yang berasal dari gereja berbeda namun berkoordinasi dalam GDN.

"Saat kita bersatu berdoa maka bangsa ini akan bangkit, para pemuda akan bangkit, gereja akan bangkit, hamba-hamba Tuhan akan bangkit, dan seluruh elemen bangsa akan bangkit," kata Arief Hermanto, salah seorang panitia GDOP sesuai dengan tema GDOP tahun ini "Raise Up My Nation" dan sub tema"Entering The New Beginning".

Acara Global Day of Prayer (GDOP) di Indonesiadiprakarsai oleh Jaringan Doa Nasional (JDN). Dimana JDN juga berkoneksi dengan kota-kota yang ada di seluruh Indonesia sehingga terbentuk Jaringan Doa Daerah. JDN juga berkoneksi dengan negara lain, dalam hal ini dengan gerakan yang ada di Afrika Selatan yang merupakan cikal bakal lahirnya GDOP. GDOP diprakarsai pertama kali oleh seorang pengusaha bernama Graham Handcook yang digerakkan hatinya untuk bisa menggerakkan gereja menjadi satu.

GDOP dimulai pada tahun 2001 dengan hanya 3 stadion. Acara itu kemudian berkembang ke 70 stadion sampai ratusan stadion dan sekarang ribuan serta menjangkau hampir seluruh dunia, seperti Amerika, Hongkong, Taiwan. Dimana setiap negara memiliki inisiatif sendiri untuk mengadakan GDOP.

Di Indonesia sendiri terdapat 165 kota yang telah terdaftar dalam JDN. Acara GDOP tahun ini adalah perayaan yang ke-8 dimana di Jakarta sendiri diselenggarakan di 4 tempat meliputi Jakarta Pusat, Jembatan Dua, dan dua tempat di Jakarta Barat yang secara serempak berdoa bersama-sama dengan hampir 200 kota di seluruh Indonesia.

"Kami menargetkan 500 juta orang berdoa bersama pada hari yang sama," kata Pdt. Tony Mulia, salah satu anggota Dewan Eksekutif JDN, yang juga menjabat sebagai gembala sidang Gereja Kristen Bersinar.

Acara tersebut juga dihadiri oleh tim dari Megacities yang mana perwakilannya turut menyampaikan doa. Megacities sendiri adalah suatu inisiasi dari beberapa orang yang ada di Perth, Austarlia yang kemudia mereka bergabung dengan orang-orang di seluruh dunia. Menurut mereka, di tahun 2008 ini akan ada dua kota yang akan berubah yakni Kairo dan Jakarta. Itu kenapa mereka datang ke Indonesia dengan slogan Megacities Jakarta 2008. Mereka ingin membantu masyarakat miskin dan bekerjasama dengan berbagai elemen masayarakat dan gereja-gereja, langsung dan berinteraksi dengan masyarakat miskin.

Di tengah-tengah acara doa bersama di Senayan City juga dilakukan kontak jarak jauh dengan kota-kota lainnya melalui telepon, dimana masing-masing kota menginformasikan situasi GDOP dan jumlah orang yang ikut berpasrtisipasi.

Dari informasi yang diberikan oleh perwakilan setiap kota diperoleh data bahwa di Kalimantan Timur 250 orang; Poso 1000 orang; Sibolga, Tapanuli Tengah 150 orang, dan Bandung 1350 orang, termasuk Jayapura yang diinstruksikan gubernurnya untuk setiap kotanya diadakan GDOP. "Kita percaya dari Timur akan datang kebangkitan yang besar," ujar Tony optimis.

Next Story : Jawa Barat Paling Banyak Terjadi Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama

Terpopuler

Headlines Hari ini