Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Pembandingan Superman-Yesus Dikritik


Posted: Jun. 17, 2006 00:54:35 WIB

LOS ANGELES (AP) - Pertama-tama ada injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sekarang, bagi banyak penonton Kristiani datang injil yang lain.

Menyambut "Superman Returns" , beberapa membaca dalam-dalam film yang pahlawannya kembali dari kematian untuk memainkan peran penyelamat bagi dunia.

"Benar-benar jelas bahkan jika ada yang tidak bisa menangkap Superman adalah figur Kristus, anda berpikir, 'Bisa dikaitkan dengan siapa lagi?' " kata Steve Skelton, yang menulis sebuah buku yang menguji paralel antara Superman dengan Kristus.

Sebagai salah satu ikon budaya pop yang bertahan lama, Superman sering dilihat hanya sebagai seorang pria bercelana ketat. Pada inkarnasi komiknya di awal 1930-an, dia adalah pahlawan yang membantu kaum miskin dan membersihkan perkampungan kumuh Amerika, kata Tom De Haven, pengarang sebuah buku yang membahas status Superman sebagai ikon Amerika dan sebuah novel mengenai masa-masa SMU Superman.

Sampai pada tahun 1950-an, ketakutan akan pelanggaran hukum sehabis perang mengubahnya menjadi pemberantas kejahatan yang tidak kenal lelah, sementara citra televisi awal menggambarkan figur bapak yang ideal, kata De Haven.

Belum lama berselang, tokoh jahat film "Kill Bill: Vol. 2" dari Quentin Tarantino menyuarakan filosofi si Manusia Baja: "Clark Kent adalah cara Superman memandang kita... Clark Kent adalah kritik Superman terhadap seluruh ras manusia."

Beberapa juga melihat Superman sebagai ikon gay, yang dipaksa untuk menjalani dua kehidupan. Sebuah edisi baru dari majalah gay "The Advocate" bahkan bertanya di sampul depannya, "Seberapa gay-kah Superman?"

Namun pembandingan terhadap Yesus adalah salah satu yang paling jelas, kata Skelton, pengarang "The Gospel According to the World's Greatest Superhero."

Banyak yang melihat kisah pahlawan yang dikirim ayahnya ke bumi untuk melayani umat manusia jelas-jelas seperti Perjanjian Baru. Yang lain bahkan membuat pembandingan lebih jauh, mengartikan "El" dari nama asli Superman "Kal-El" dan nama ayahnya "Jor-El" sebagai kata Ibrani untuk "Tuhan," diantara interpretasi lainnya.

"Superman Returns," yang akan diluncurkan 28 Juni, telah membuat pembandingannya sendiri dari kisah-kisah biblikal, terutama setelah penayangan iklan filmnya awal tahun ini.

Pra-film menunjukkan Superman dengan mata tertutup mengingat suara ayahnya - Marlon Brando, "Superman" 1978 - memberitahu alasan dia dikirim ke bumi karena manusia "kekurangan terang untuk menunjukkan jalan."

"Untuk alasan ini," lanjut suara itu, "Aku telah mengirimkan engkau pada mereka, anakku satu-satunya."

Kotak pesan pada situs-situs online dan blog cepat memasangkan kata-kata itu dengan gaung biblikal. "Kiasan untuk Yesus Kristus tidak dapat dikatakan kebetulan saja," tulis seorang blogger Kristiani Tom Gilson. "Apakah ini adalah Superman baru untuk Penginjil negeri Amerika? Superman sebagai Yesus?" tanya salah seorang kontributor situs blog Urban Honking yang berbasis di Portland.

Dasar pemikiran dari film Superman sendiri telah menyebabkan spekulasi bahwa film itu memakai perbandingan biblikal untuk lengan bajunya yang panjang dan ketat. Superman, di film itu kembali ke bumi setelah absen begitu lama, suatu gaya cerita yang dikaitkan dengan kematian dan kebangkitan Yesus.

Sementara itu, laporan berita yang menyebutkan bahwa bintang "Passion of the Christ" James Caviezel pada mulanya diminta memainkan peran utama di "Superman Returns," yang pada akhirnya jatuh pada Brandon Routh, meyakinkan banyak orang bahwa pembuat film itu melakukan pembandingan dengan Perjanjian Baru.

Penonton film yang mencari citra Kristiani juga tidak bisa dikatakan kecewa. Pada satu poin, Superman menderita luka bacokan yang mirip dengan Kristus yang dihujam prajurit Romawi. Di adegan lain, Routh berpose dengan tangannya merentang lebar seakan-akan disalib.

Tidak semua orang menyambut pembandingan Superman dengan Yesus.

"Itu adalah pengartian yang salah," kata Amy Pedersen, yang menulis tesis doktoral sejarah seni mengenai komik superhero di University of California, Los Angeles.

Pedersen mengatakan Jerry Siegel dan Joe Shuster, yang mengenalkan Superman pada tahun 1938 di buku komik, adalah Yahudi yang terinspirasi oleh kisah Musa di Perjanjian Lama dan karakter supernatural dari cerita rakyat Yahudi. (Pengarang Michael Chabon membuat banyak kesamaan ini di novelnya yang memenangkan Hadiah Pulitzer, "The Adventures of Kavalier and Clay.")

Sutradara "Superman Returns" Bryan Singer berkata, gagasan Superman sebagai figur mesianik hanya kasus lain dari cara bercerita kontemporer yang dipinjam dari motif kuno.

Singer, seorang Yahudi, mengatakan tetangganya yang Kristiani memainkan peranan yang kuat dalam komunitas dimana ia tumbuh.

"Alegori-alegori ini adalah bagian dari bagaimana anda dibesarkan. Mereka menemukan jalan masuk ke pekerjaan anda," katanya. "Hal itu melekat di dalam gaya cerita anda, jadi dengan cara yang sama akar kisah Superman hampir sama dengan kisah Musa."

Sepertinya tidak mungkin para eksekutif studio film, sadar akan jumlah penonton Kristiani yang dibujuk untuk ke bioskop dengan gema-gema biblikal film seperti "The Lion, the Witch, and the Wardrobe," akan mengecilkan hati asosiasi religius.

"Dimana populasi Kristiani mau mendukung sebuah film yang mereka setujui adalah dorongan yang besar secara finansial," kata Skelton, yang juga mendistribusikan alat-alat pendalaman Alkitab yang manarik pelajaran rohani dari serial-serial televisi klasik. "Itu adalah langkah yang pintar dalam istilah menarik penonton."

Pada saat yang sama, Superman cukup terpancang kuat di budaya populer sekuler jadi aksen-aksen religius tidak akan mengasingkan audiensi umum, kata Craig Detweiler, yang mengarahkan program pelajaran film di Fuller Theological Seminary di Pasadena.

"Sama seperti Yesus, di beberapa hal (Superman) melebihi kesamaan dan politik dan tidak dapat dipilih untuk melayani ketertarikan dangkal yang lain," katanya. "Itu mungkin satu alasan mengapa studio tidak takut membiarkan Superman menuju ke arah itu, ke arah religius."

Next Story : Rektor Atmajaya: Frans Seda Tekankan Agar Atmajaya Mampu Garami Dunia

Terpopuler

Headlines Hari ini