Presiden AS George Bush mengatakan Kamis lalu bahwa dia berencana mengeluarkan Korea Utara dari daftar negara yang mensponsori terorisme setelah pemerintah Korea Utara mengajukan pernyataan program nuklir jangka panjangnya yang telah ditunggu sekian lama.
Korea Utara telah memberikan dokumen yang menggambarkan aktivitas nuklirnya kepada pejabat dari Cina, yang memimpin pembicaraan enam negara, lebih awal Kamis lalu, menurut CNN. Deklarasi tersebut menyediakan informasi jumlah plutonium yang telah dihasilkan oleh Korea Utara, yang dapat digunakan sebagai perhitungan banyak sedikitnya pengembangbiakkan teknologi nuklirnya.
"Hal ini dapat menjadi menjadi sebuah kesempatan bagi Korea Utara," kata Bush, saat mengumumkan deklarasi tersebut di Gedung Putih. "Jika dilanjutkan membuat pilihan yang benar maka hal ini dapat memperbaiki hubungan dengan komunitas internasional."
Bush mengatakan bahwa walaupun dia berencana untuk mengurangi sanksi AS terhadap negara yang terisolasi, pada kenyataannya hal ini hanya berdampak kecil.
"Sanksi yang dihadapi oleh Korea Utara adalah karena pelanggaran kemanusiaan, uji coba nuklir pada 2006 dan pengembangbiakkan senjata akan memperlihatkan dampaknya. Seluruh sanksi PBB akan berdampak juga," katanya.
"Amerika Serikat tidak mempunyai bayangan mengenai rezim di Pyongyang," kata Bush. "Kami tetap sangat prihatin pada pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara, aktivitas memperkaya uranium, pengujian dan perkembang-biakan nuklir, program rudal dan ancaman terhadap Korea Selatan dan tetangganya," ia melanjutkan.
"Namun kami menyambut perkembangan terbaru ini sebagai sebuah langkah dalam beberapa tahapan sebuah proses," kata Bush.
Korea Utara terus masuk dalam daftar pelanggaran hak asasi manusia, termasuk di dalamnya penganiayaan terhadap umat Kristiani.
Ratusan ribu orang Korea Utara telah melarikan diri ke Cina untuk menghindarkan diri dari kelaparan, penindasan, dan kesulitan ekonomi. Warga negara yang secara paksa dikembalikan oleh polisi Cina berhadapan dengan hukuman penjara, penyiksaan dan bahkan kematian karena telah meninggalkan negerinya.
Didapati bahwa orang Kristiani di Korea Utara mengalami perlakuan yang paling kejam. Umat percaya yang menyatakan dirinya di depan umum dianggap salah satu kejahatan yang paling buruk. Hukuman mati orang percaya di depan umum sebagai suatu peringatan kepada yang lainnya untuk tidak menjadi Kristiani lazim dilakukan, menurut suatu laporan.
Korea Utara diharapkan terus membongkar reaktor nuklirnya dalam usaha ketidak-berpihakkannya untuk bergabung dengan komunitas internasional dan memperluas ekonominya seperti negara komunis sekutunya, Cina.
Badan perwakilan Kristiani di Malaysia menyerukan untuk segera melepaskan lebih dari 15.000 Alkitab yang disita oleh pihak pemerintah tahun ini, yang mana penyitaan tersebut melanggar hak konstitusional mereka. ...