Misionaris Amal di seluruh dunia Sabtu melakukan perayaan ke-12 kematian pendirinya Mother Theresa dan mulai melakukan persiapan satu abad kelahirannya tahun depan.
Suster Prema, kepala biara umum Misionaris Amal di Kolkata (Calcutta) mengatakan: “Minggu lalu, kami melakukan persiapan untuk merayakan satu abad kelahiran Mother Teresa yang akan diadakan tahun depan. Hari ini kami memperingati perayaan ke-12 meninggalnya. Kehidupan kepahlawanannya yang penuh kesucian membuat kami yakin bahwa kematiannnya di bumi berarti kelahirannya di surga,”ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Pada Rabu, doa khusus juga diadakan di markas besar Misionaris Amal di Kolkata di mana para biarawati, rekan kerja, sukarelawan, para sahabat dan wartawan berkumpul untuk memperingati hari jadi ke-99 Mother Theresa.
"Mother Theresa membuka hatinya untuk mencintai semua orang." Dia terus mengilhami kami untuk membuka mata kami untuk memahami martabat seorang anak Tuhan di kalangan orang miskin dan membawa damai serta sukacita kepada mereka melalui pelayanan bersahaja kami,” urai Suster Prema.
Sementara itu, Global Council of Indian Christians (GCIC) mengatakan perayaan meninggalnya “Santa kaum gelandang” pada 5 September, sebagai ‘Hari Pesta Besar Mother Teresa yang Diberkati”. GCIC mengatakan, terinspirasi oleh sang Mother, kembali memperbarui janji untuk melayani mereka yang dibenci dan termarginalkan oleh masyarakat sekitar. Dalits kami (yang tak tersentuh) dan mereka yang teraniaya karena iman mereka. GCIC, kelompok advokasi Kristiani berpusat di Bangalor telah menjadi suara bagi Kristiani yang teraniaya di India.
Masyarakat dari berbagai kepercayaan juga ikut serta mengenang Mother Theresa.
Menurut Pers Trust of India, Presiden Seluruh Forum Minoritas India Idris Ali, yang mengorganisir segenap agama unuk berdoa, mendesak Menteri Federal Railways Mamata Bannerjee untuk menamai kembali stasiun kereta api Metro Kolkata dengan nama pemberian Mother Teresa. Kolkata dulu dikenal sebagai Calcutta.
“Setiap orang berdoa dan mengenang Mother Theresa, hidupnya yang didedikasikan bagi orang miskin, sakit dan yang membutuhkan bantuan,” ujar Suster Prema.
Program satu tahun tersebut telah dilancarkan untuk merayakan seabad kelahiran ikon kemanusiaan yang populer dikenal sebagai 'Santa kaum Gelandangan”.
“Tahu depan pada hari yang sama, kami akan memperingati seabad kelahiran Mother Theresa. Kami berupaya dengan segenap hati untuk menjadi saluran kasih dan damai Tuhan bagi orang-orang miskin akan menjadi hadiah yang terbaik yang dapat kami persiapkan,” tukas Prema.
Mother Theresa dinobatkan menjadi orang kudus oleh Paus Yohanes Paulus II setelah kematiannya pada 1997. Dia 'diberkati”(disahkan pemberkatannya) oleh Paus dalam sebuah upacara di Vatikan pada 19 Oktober, 2003, dengan mendasarkan pada pengakuan seorang wanita dari sebuah suku di North Bengal bahwa dia sembuh dari penyakit tumor perut setelah berdoa devosi kepadanya.
Pemberkatan Theresa membolehkannya dimuliakan di gereja MoC seluruh dunia. Dia akan dipuja di seluruh gereja Katolik Roma jika telah dinyatakan sebagai orang suci, sebagai salah satu bukti muzijat lain dari penyembuhan secara alami yang diperlukan.
Mother Theresa yang kelahiran Albania datang ke India pada 1929 pada usia 18 tahun dan mulai mengajar serta menjadi warga negara India pada 1948.
Tahun 1950 dia mendirikan Misionaris Amal, yang sekarang ini memiliki lebih dari 4.800 orang biarawati dan 757 cabang di 145 bangsa.
Selama lebih dari 45 tahun biarawati Katolik melayani kaum miskin, sakit, yatim, dan mereka yang sekarat, dan untuk jasanya itu dia dianugerahkan beberapa penghargaan tingkat nasional dan internasional selama hidupnya. Penghargaan tersebut meliputi Magsaysay Award pada 1962, Piagam Perdamaian Paus Yohanes XXIII pada 1971, John F. Kennedy International Award pada 1971 dan Nobel Piagam Perdamaian pada 1979. Dia juga mendapatkan gelar kehormatan sebagai penduduk sipil India yang paling tinggi, Bharat Ratna, pada 1980.
Tambahan : Bersama dengan John Malhotra Christian Today India di New Delhi.
Badan perwakilan Kristiani di Malaysia menyerukan untuk segera melepaskan lebih dari 15.000 Alkitab yang disita oleh pihak pemerintah tahun ini, yang mana penyitaan tersebut melanggar hak konstitusional mereka. ...