Demonstran anti WTO bentrok dengan polisi Hong Kong di dekat Hong Kong Convention and Exhibition Center Selasa (13/12). (AP Photo/David Guttenfelder)
Jenderal Direktur World Trade Organisation (WTO) Pascal Lamy (ke-8 dari kiri) menghadiri upacara pembukaan Konferensi Ministerial WTO Ke-6 di Hong Kong Convention and Exhibition Centre (13/12). (REUTERS/Garrige Ho)
Para petani Korea Selatan melompat ke laut dalam usaha mereka mencapai tempat utama pertemuan WTO di Hong Kong (13/12). REUTERS/Lee Jae-Won
Ribuan aktivis anti-globalisasi berkumpul di Hong Kong yang diawasi satu operasi keamanan yang bertujuan mencegah terulangnya kerusuhan yang terjadi dalam pertemuan-pertemuan WTO sebelumnya.
Para pemrotes dari serikat buruh, organisasi non-pemerintah dan partai politik meneriakkan yel-yel menentang pertemuan tingkat menteri itu.
Pertemuan WTO yang beranggotakan 149 negara secara resmi dibuka, Selasa (13/12), bertujuan untuk mengurangi pajak dan hambatan-hambatan lain bagi perdagangan global dalam usaha membantu negara-negara miskin.
Di bawah spanduk bertuliskan "Tidak WTO", "Buang WTO" dan "Perdagangan Bebas Untuk Semua", sejumlah pemrotes menyerukan pembubaran badan dunia itu, sementara yang lain mendesak pertemuan itu memberikan perhatian lebih besar pada kebutuhan kaum miskin.
Kendati massa memenuhi Taman Victoria, di distrik pertokoan Causeway Bay sepi, polisi memperkuat penjagaan untuk menghadapi kemungkinan kerusuhan menyusul laporan intelijen bahwa para aktivis radikal berencana akan menerobos barikade KTT itu.
Polisi bersenjata berat berpatroli di rute yang akan para pemrotes lewati yang dipasang sejumlah barikade sepanjang 1,5 kilometer di lokasi sekitar pusat pameran di mana pertemuan WTO itu diselenggarakan.
Toko-toko di sekitar rute itu juga ditutup untuk mengantisipasi kerusuhan, yang juga terjadi pada pertemuan-pertemuan WTO di Seattle tahun 1999 dan di Cancun, Meksiko tahun 2003.
Antara melaporkan, lebih dari 200 petani yang tergabung dalam Liga Petani Korea (Korean Peasant League/KPL) menerjunkan diri ke perairan di pelabuhan Hongkong untuk mencapai gedung pusat pertemuan tempat Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) digelar.
Aksi itu dilakukan setelah long march ribuan petani dan kelompok lainnya ditahan barikade pengamanan di depan gedung pertemuan. Kami mendesak perundingan WTO dihentikan, kata Sekretaris Jenderal KPL, Park Ha-Soon, dalam siaran pers yang terima Antara, di Jakarta, Selasa.
“Kami tidak ingin perdagangan bebas, kami tidak butuh itu,” kata Park Ha-Soon. Menurutnya, kebijakan WTO mendukung agrobisnis akan mematikan produsen kecil.
WTO juga memaksa petani seluruh dunia untuk saling berkompetisi, akibatnya harga turun dan kemiskinan meningkat. “Kami tenggelam dalam hutang, kehilangan lahan dan mata pencaharian,” katanya.
Pembicaraan WTO akan berlangsung selama enam hari sampai 18 Desember 2005.
Badan perwakilan Kristiani di Malaysia menyerukan untuk segera melepaskan lebih dari 15.000 Alkitab yang disita oleh pihak pemerintah tahun ini, yang mana penyitaan tersebut melanggar hak konstitusional mereka. ...