Seorang seniman yang mengaku tidak tahu banyak tentang Yesus Kristus ingin menciptakan "potret utama" dari sosok yang umat Kristiani akui sebagai Tuhan dan Penyelamat.
David Ilan, yang pernah melukis potret selebriti seperti David Beckham dan Diana Ross, mengakui ini proyeknya yang paling ambisius. Lukisan yang akan disebut The People’s Portrait of Christ itu setidaknya membutuhkan satu juta titik untuk bisa terwujud. Seniman itu memang menggunakan tehnik lukis yang disebut Pointillism, dimana dia akan membuat potret menggunakan pena dan tinta hanya dengan menggambar titik-titik.
Namun, apa yang unik mengenai proyek ini, adalah bagaimana setiap titik di lukisan itu akan mewakili satu umat Kristiani.
"Potret itu akan luar biasa karena akan menjadi satu-satunya gambar mengenai Yesus yang dibuat dari jutaan titik yang dilukis tangan mewakili umat percaya yang sebenarnya," jelas Ilan dalam situs proyek tersebut www.dotsforjesus.com.
Dan tidak hanya karya itu mungkin akan membawa jutaan umat Kristiani, namun bisa membawa jutaan kesaksian karena setiap sukarelawan diminta menjelaskan perbedaan yang Yesus buat dalam hidup mereka.
"Orang yang menjaga pesan Yesus tetap hidup, sekarang dapat menciptakan citra-Nya dan berbagi pesan mengenai arti Dia dalam kehidupan mereka. Jutaan orang dari seluruh dunia akan bekerjasama dalam proyek yang menakjubkan dan berpengaruh ini," kata Ilan.
Ide dasar potret Yesus dimulai beberapa tahun lalu saat Ilan ingin menggunakan talentanya untuk membuat perbedaan positif di dunia. Pada saat itu ia memutuskan untuk menciptakan proyek "Points with Purpose", yang berfokus mengenai korban pemerkosaan dan penganiayaan seksual. Untuk proyek tersebut, setiap titik di potretnya mewakili korban yang sesungguhnya.
Melalui proyek tersebut, Ilan memperhatikan bagaimana nama "Yesus" terus muncul dari kisah-kisah korban. Dan juga dia memperhatikan kalau orang yang percaya pada Yesus lebih cepat pulih dari mereka yang tidak menyebutkan Yesus.
Observasi ini menginspirasikannya untuk menciptakan potret Yesus, sehingga orang percaya dapat menjelaskan dampak yang Yesus miliki dalam hidup mereka.
"Anda harus mengerti bahwa saya tidak tahu banyak tentang Yesus," aku Ilan. "Bagaimanapun juga, saya Yahudi. Saya bahkan tidak tahu perbedaan antara umat Kristen dan Katolik."
Namun tetap seniman berusia 37 tahun itu mempunyai "rasa hormat mendalam" untuk sosok yang begitu banyak diakui orang melewati ruang dan masa sebagai penyelamat mereka dan mereka ingin memiliki pengertian lebih dalam tentang Dia.
"Saya benar-benar ingin tahu bagaimana tepatnya Yesus membantu orang dengan cara yang begitu berkuasa, karena saya melihatnya sendiri dari korban-korban dalam proyek Points with Purpose bahwa Dia benar-benar melakukannya," kata Ilan.
Seniman itu berharap mendapat satu juta umat Kristiani untuk berpartisipasi dalam proyeknya sampai tengah Malam Natal. Jika sukses, dia akan mulai menggambar pada Hari Natal.
Dan jika dia bisa mulai pada Natal, Ilan berharap bisa menyelesaikannya pada Minggu Paskah.
Meski pena Ilan belum menyentuh kanfas, namun proyek itu sudah disebut sebagai "potret Yesus yang utama."
Bagaimana Anda menghabiskan hari Minggu Anda? Kebanyakan, hari yang biasanya untuk istirahat dan pergi ke gereja itu kini telah menjadi hari untuk pergi berbelanja. Namun, benarkah hal ini bisa mengurangi kebahagiaan? ...