Pancasila adalah nilai dasar Indonesia. Namun saat ini pengetahuan warga negara terhadap Pancasila telah mengalami degradasi, kata seorang pejabat intelijen.
Hal ini terungkap dari hasil sebuah jajat pendapat tahun 2008, dimana hanya 48 persen masyarakat Indonesia yang mampu menyebutkan seluruh sila Pancasila dengan lengkap dan benar.
"Data tersebut mengindikasikan adanya penurunan yang signifikan dalam kesadaran ber-Pancasila," kata Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Asad Said Ali, dalam bedah buku 'Negara Pancasila, Jalan Menuju Kemaslahatan Berbangsa' di President University, Jababeka, Selasa.
Lebih lanjut diuraikannya, Pancasila merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk menjadi negara yang kuat di dunia. Hal ini karena Indonesia memiliki sumber daya alam sekaligus Pancasila sebagai falsafah negara. "Jepang punya falsafah negara tetapi mereka tidak memiliki sumber daya alam, Singapura juga demikian. Akan tetapi, Indonesia memiliki kedua-duanya," ujarnya.
Dijelaskan pula bahwa politik suatu bangsa didasarkan pada nilai-nilai pokok bangsa tersebut. Karena itu, Pancasila sebagai nilai dasar Indonesia hendaknya dijadikan panduan dalam kehidupan berpolitik sehari-hari. Menurutnya, Pancasila sebagai ideologi yang terbuka mampu mereposisi diri sehingga sesuai dengan semangat demokrasi yang semakin berkembang di era Reformasi.
Disamping itu, Asad juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gerakan-gerakan kelompok teroris yang menuntut formalisasi agama dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
"Ada beberapa model hubungan antara agama dan negara, dan tidak semestinya nilai-nilai agama tertentu dijadikan hukum positif di Indonesia," jelasnya.
Jakarta - Dalam usaha menangani dan memerangi terorisme, pemerintah Indonesia telah melakukan kerjasama dengan 7 negara di beberapa benua. Hal tersebut diungkapkan oleh Menko Polhukam Widodo AS dalam rapat kerja antara jajaran menteri ...