Lima lorong pilihan kisah perjalanan hidup yang diangkat, 2 diantaranya berasal dari India dan Kamboja, dan 3 kisah lainnya berasal dari dalam negeri. Seluruh kisah dipilih dengan selektif dengan mempertimbangkan perbedaan sosial ekonomi, usia, jender, dan cara penularan. (Foto: Kristiani Pos)
JAKARTA - World Vision Indonesia bersama mitra lokalnya Wahana Visi Indonesia menggelar pameran interaktif HIV &AIDS terbesar tahun ini bertajuk One Life Evolution (OLE) yang memasuki putaran terakhir pada 20-22 November 2009 di La Piazza Kelapa Gading, Jakarta.
One Life Evolution (OLE) adalah sebuah program yang berupaya mengedukasi publik melalui cara yang menyentuh, menuntun dan memberikan pilihan agar publik mendapat pemahaman yang tepat dan benar akan realita HIV & AIDS, menggalang kepedulian dan kemitraan seluruh pihak untuk beraksi meredam laju penyebaran HIV& AIDS tanpa stigma dan diskriminasi. Disamping juga mendorong terwujudnya langkah nyata pencegahan infeksi baru HIV di kalangan yang memiliki resiko tinggi seperti ibu dan anak, terwujudnya dukungan terhadap ODHA serta terbukanya akses pada fasilitas kesehatan, konseling dan pemeriksaan rutin, serta obat-obatan.
Indonesia menjadi penyelenggara OLE ke-10 yang diadakan oleh World Vision. Pameran OLE digelar di 3 kota besar dengan angka penularan HIV tertinggi yakni Bali, Surabaya dan Jakarta. Secara resmi OLE dibuka di Bali pada Agustus lalu yang berhasil menyedot perhatian 2.505 pengunjung disusul Surabaya dengan jumlah pengunjung mencapai 3.412 orang.
Tur OLE sendiri berlangung di 5 lokasi strategis, dan puncaknya akan digelar di Pacific Place, Jakarta pada 1 Desember mendatang bertepatan dengan peringatan Hari AIDS sedunia.
“Masalah HIV & AIDS harus mendapatkan perhatian serius dari kita semua terutama karena hal ini sangat berdampak pada masa depan anak-anak dan generasi muda Indonesia. Mendapatkan informasi yang tepat mengenai HIV & AIDS serta memberikan edukasi yang tepat kepada anak-anak sejak dini merupakan hal penting yang harus dilakukan sebagai salah satu upaya meredam laju penyebaran HIV &AIDS,” tukas Trihadi Saptoadi, National Director World Vision Indonesia dalam keterangan persnya.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah kasus infeksi baru HIV&AIDS di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Dalam triwulan April-Juni 2009 dilaporkan tambahan kasus sebesar 735 kasus, dan kasus AIDS yang dilaporkan 1 Januari-30 Juni 2009 sebanyak 1.589 kasus.
Lebih lanjut Trihadi menambahkan, “ anak-anak harus menjadi prioritas utama. Mereka perlu mendapatkan bimbingan dan pengarahan tepat sejak dini agar dampaknya dapat diminimalkan. Semua anak harus dapat mengakses fasilitas dan informasi pencegahan serta penanggulangan.”
Berdasarkan golongan umur, tercatat rentang usia 20-29 tahun memiliki jumlah kumulatif kasus AIDS terbanyak yakni sebanyak 8.862 kasus selama rentang waktu 1 Januari 1978-30 Juni 2009. Bila dihitung dari waktu terinfeksi selama 10-15 tahun, berarti sebagian besar terinfeksi HIV saat usia anak-anak atau remaja.
Ada hal yang khusus dalam pameran OLE ini, dimana bukan hanya sekadar pameran edukasi biasa, OLE mengajak para pengunjung untuk dapat mengalami sendiri jejak langkah sesama yang hidup dengan HIV. Ada lima kisah perjalanan hidup yang diangkat, 2 diantaranya berasal dari India dan Kamboja, dan 3 kisah lainnya berasal dari dalam negeri. Seluruh kisah dipilih dengan selektif dengan mempertimbangkan perbedaan sosial ekonomi, usia, jender, dan cara penularan
Pengunjung diajak untuk menelusuri dan merasakan kisah perjuangan dan jatuh bangun kehidupan mereka melalui rangkain tur audio visual. Dan pada akhir perjalanan, para pengunjung diberikan pilihan sikap untuk merespon HIV & AIDS dengan masing-masing resiko dan konsekuensinya. Lewat tur tersebut para pengunjung OLE diharapkan dapat menemukan perspektif baru dalam memandang HIV & AIDS serta menghapus stigma negatif yang melekat pada sesama yang menderita HIV & AIDS.
“Saat masuk ke setiap ruangan merasa sedih, kasihan melihat kisah tokohnya, seperti merasa kita sendirilah yang jadi tokoh itu sendiri,” ujar Riska siswi SMK Yadika 6 yang hadir dalam pameran OLE.
“Acara seperti ini sangat membantu sekali untuk bisa menumbuhkan kesadaran kita untuk tidak melakukan hal yang macam-macam agar tidak terkena HIV serta menumbuhkan rasa toleransi pada penderita HIV & AIDS,” tambahnya.
World Vision Indonesia adalah lembaga kemanusiaan Kristen Internasional yang bekerja untuk menciptakan perubahan pada kehidupan anak-anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. World Vision melayani semua orang tanpa membedakan agama, suku, ras atau jender. Dalam skala global, World Vision telah melayani di 98 negara dan mendukung lebih dari 100 juta orang serta 3,4 juta anak dampingan.
Masih sulitnya memperoleh surat Izin Mendirikan Rumah Ibadah (IMB) bagi Non-Muslim dan minimnya koordinasi pemerintah dengan FKUB merupakan topik yang mendominasi Workshop "Penguatan Kapasitas Tentang Hubungan Antaragama Berbasis Toleransi" yang ...