KOPENHAGEN – Aksi unjuk rasa mewarnai negosiasi iklim Konferensi Perubahan Iklim 2009 di Kopenhagen, Denmark, Rabu (16/12).
Hari Rabu dipilih sebagai aksi kedua karena bersamaan dengan pertemuan tingkat menteri, yang memiliki kekuatan politis lebih besar daripada para negosiator. Demo juga ditujukan bagi sekitar 110 kepala negara/pemerintahan yang bertemu 17-18 Desember.
Ribuan orang dari ratusan organisasi dan puluhan negara, termasuk Indonesia, bersama-sama mendesak, negosiasi harus menghasilkan kesepakatan yang berorientasi pada penghargaan terhadap kemanusiaan.
Dalam jumpa pers, perwakilan organisasi non-pemerintah menilai negosiasi telah mengkhianati visi utamanya. ”Kita harus merebut kembali kepercayaan kita dari ruang negosiasi,” kata Anne Petermann dari Global Justice Ecology Project, seperti dilansir Kompas.com.
Sekretaris Eksekutif UNFCCC Yvo de Boer, dalam pernyataan sebelumnya, mengatakan, demonstrasi besar seperti pekan lalu sedikit banyak memengaruhi suasana negosiasi. Faktanya, hingga kemarin para negosiator masih belum menyepakati beberapa hal penting, di antaranya masa depan Protokol Kyoto, pendanaan mitigasi dan adaptasi, serta penurunan emisi gas rumah kaca dari negara-negara maju.
Aktivis lingkungan, kelompok masyarakat adat, dan pendukung penegakan hak asasi manusia akan turut serta dalam aksi demonstrasi. Mereka akan long march dari kawasan kota menuju pagar depan kompleks Bella Center. Negosiasi tinggal tiga hari sebelum ditutup Jumat (18/12).
VATIKAN – Kondisi Paus Benediktus XVI pasca insiden malam Natal membaik. Hal itu tampak saat Paus berbicara kepada para umat di Basilika Santo ...