Politisi Malaysia Masuki Gereja Kampanyekan Kebebasan Beragama
Friday, Apr. 4, 2008 Posted: 3:59:46AM PST

Tindakan berani diambil seorang politisi dari Partai Islam Sa-Malaysia (PAS). Ia mengunjungi gereja untuk meyakinkan bahwa minoritas non-Muslim tetap punya kebebasan menjalankan agamanya.
Khalid Abdul Samad yang anggota parlemen dari PAS pekan lalu mengunjungi sebuah gereja Kristen dan dua candi Hindu. Langkah Khalid ini termasuk fenomenal mengingat sebelumnya tak pernah ada politisi maupun tokoh publik Muslim yang secara terbuka melakukan tindakan seperti itu, karena takut dikecam kalangan Muslim konservatif. Memang ada beberapa politisi Islam melakukan tindakan seperti Khalid tetapi dijalankan secara diam-diam.
"Saatnya kini untuk blak-blakan," tutur Khalid, Rabu, tentang motivasinya melakukan tindakan yang langka tersebut, menurut The Associated Press. "Kami menghormati hak-hak orang non-Muslim. Pun tidak ada agenda untuk menindas agama lain atau memicu masalah bagi mereka."
Selama ini PAS, yang mencita-citakan negara Islam, mengabaikan kaum minoritas. Namun, belakangan ini PAS mulai lebih lunak dalam menyuarakan kepentingan politiknya. Bahkan pada pemilu Maret lalu, PAS mau berkoalisi dengan dua partai sekuler, yang baru kali pertama dia lakukan.
Koalisi tiga partai ini berhasil mempermalukan UMNO yang berkuasa semenjak Malaysia merdeka. Tiga partai oposisi itu meraup lebih dari sepertiga kursi parlemen pusat, dan menjadi mayoritas di parlemen lima negara bagian. Prestasi luar biasa oposisi ini membuat UMNO goncang.
Perolehan suara partai-partai oposisi yang signifikan tersebut antara lain merupakan imbas dari ketidakpuasan sebagian kalangan minoritas agama dan etnis - termasuk Buddha, Kristen, dan Hindu yang populasinya sekitar 40 persen dari 27 juta penduduk Malaysia - terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai mengikis kebebasan mereka dalam menjalankan ibadahnya.
Kalangan non-Islam dalam beberapa tahun terakhir ini dibuat kecewa oleh cara-cara pemerintah dalam mengurusi masalah agama. Sebagian tindakan pemerintah yang mengecewakan kaum minoritas itu antara lain, penggusuran beberapa kuil Hindu, dan larangan sebutan "Allah".
Rosa H.
Reporter Kristiani Pos
|