Band populer Switchfoot mengklaim mereka
Walaupun band seperti Switchfoot dan Mute Math telah tampil di banyak panggung festival Kristiani selama bertahun-tahun, mereka menolak dicap sebagai 'band Kristiani'.
Dalam kabar terbaru, Mute Math menggugat labelnya, Warner Bros., karena melanggar kontrak dan lalai mewakili mereka dengan memasarkan band itu dibawah divisi Kristianinya yang bernama Word.
"Saya tidak punya hasrat apapun untuk menjadi versi Kristiani band yang sesungguhnya," kata Paul Meany, keyboardis, vokalis dan pendiri Mute Math, kepada Billboard. "Mereka (Word) mau memasarkan dengan cara yang tepatnya tidak kami inginkan. "
Hal ini dikomentari Brent Castillo, kolumnis Faith & Music yang berbasis di AS: "Saya rasa Mute Math tidak jujur. Mereka melakukan tur dengan band Kristiani dan bermain di festival-festival Kristiani. Jika anggotanya tidak menginginkan cap itu, mereka seharusnya benar-benar memisahkan diri dari panggung musik Kristiani."
Sejak rocker mulai tampil di panggung Kristiani satu dekade lalu, banyak yang mempertanyakan apakan band tertentu adalah 'band Kristiani' atau 'band yang anggotanya orang Kristiani'.
Pada tahun 2004, vokalis band populer Switchfoot Jon Foreman mengklaim "Kristiani karena iman, bukan karena genre".
"Kami selalu terbuka dan jujur mengenai sumber lagu-lagu kami. Bagi kami, lagu-lagu ini adalah untuk semua orang. Menyebut kami 'band rock Kristiani' cenderung menjadi kotak yang menutup diri dari orang-orang dan mengucilkan mereka. Dan kami tidak mau melakukan itu. Musik selalu membuka pikiran saya – dan itulah yang kami inginkan."
Sama halnya, Eisley, sebuah band yang pernah mengadakan tur dengan Switchfoot, percaya bahwa musik mereka tidak harus mengenai Tuhan agar mereka dianggap benar-benar Kristiani.
Menurut situs mereka, "anggota Eisley semuanya dibesarkan dengan iman yang mendalam kepada Pencipta, Tuhan dan Penyelamat mereka." Iman, adalah sesuatu yang mereka anggap "pribadi dan sesuatu yang harus dijalani sebagai contoh, bukan untuk ditunjuk-tunjukkan pada orang lain."
Seperti Switchfoot, Eisley tidak mau mengucilkan kelompok orang manapun yang mungkin tertarik pada musik mereka. Itu sebabnya, mereka tidak mau menandatangani kontrak dengan label rekaman Kristiani.
Sementara ada seniman-seniman Kristiani yang hanya menyediakan musik untuk Gereja, ada juga musisi yang Kristiani, tapi lebih terbuka kepada publik, bermaksud untuk menjangkau baik audiens Kristiani maupun sekuler.
Dalam bukunya "Body Piercing Saved My Life: Inside the Phenomenon of Christian Rock", penulis majalah Spin Andrew Beaujon menemukan Switchfoot "menarik" karena, menurut Beaujon, "lirik mereka mempunyai dua makna, satu arti untuk audiens Kristiani dan satu arti untuk kita semua."
"Mereka mencoba mengkaitkan dua kelompok yang berbeda sekaligus."
GUNUNG KIDUL, (DIY) - Umat Nasrani di Gunung Kidul, (DIY) akan menggelar perayaan Natal dengan balutan budaya Jawa. ...