Piala Dunia FIFA 2006 telah dimulai di Jerman, Jumat 9 Juni 2006, dengan tuan rumah membuka turnamen yang sangat diantusiasi dengan kemenangan 4-2 melawan Kosta Rika, rekor tertinggi pertandingan pembuka dalam sejarah Piala Dunia. Akan tetapi, sebagai acara olahraga terbesar di dunia, Gereja bersatu untuk mengutuk membanjirnya pelacuran yang memasuki kota-kota utama di Jerman.
Pelatih Jerman Jurgen Klinsmann menyatakan "energi luar biasa" dari kesebelasan pihaknya setelah memenangkan pembukaan Piala Dunia kelompok A. Namun, kaum wanita dari Gereja Methodist mendesak tindakan untuk mencegah perdagangan seks yang berlangsung selama acara tersebut.
Menggunakan slogan "membeli seks bukanlah olahraga," mereka bersatu dengan The Coalition Against Trafficking in Women (CATW), dan bertekad untuk mengungkapkan efek-efek yang membahayakan kehidupan dari perempuan muda dan rapuh.
Seorang Uskup Agung Vatikan pada minggu lalu juga ngeri akan ancaman itu, mengatakan bahwa perdagangan seks menurunkan harga diri perempuan, "yang harganya kurang dari sebuah tiket pertandingan bola."
Uskup Agung Agostino Marchetto, seorang pejabat terkemuka pada konsili kepausan yang mengurusi imigran, ditanyai oleh Radio Vatikan mengenai industri seks Jerman yang akan meledak selama empat minggu turnamen itu.
Kabarnya sebanyak 40.000 wanita dapat dibawa ke Jerman untuk dieksploitasi sebagai pekerja seks, walaupun beberapa pejabat Jerman mempertanyakan jumlah tersebut.
Uskup Agung Marchetto mengatakan kepada Radio Vatikan, "Menggunakan istilah sepakbola, kartu merah harus diberikan pada industri ini, pada kliennya dan kepada pihak berwenang yang mengadakan acara itu. Pelacuran, faktanya membahayakan harga diri dari diri manusia, merendahkan dia (perempuan) menjadi obyek dan instrumen dari kesenangan seksual."
"Perempuan menjadi seperti barang yang diperjual-belikan, yang bahkan harganya lebih rendah dari sebuah tiket untuk pertandingan bola."
Pelacuran adalah legal di Jerman, diperkirakan 40.000 pekerja seksual terdaftar membayar pajak dan menerima keuntungan-keuntungan sosial dari pemerintah. Namun pemerintah Jerman menegaskan pelacuran paksa tidak dapat ditolerir.
"Tentu saja kami tahu bahwa pelacuran diperbolehkan di beberapa wilayah di Jerman, tapi yang bahkan lebih serius adalah 40.000 perempuan akan memasuki sirkuit pelacuran dan banyak dari mereka yang dipaksa berlawanan dengan kehendak mereka," kata Marchetto, menurut AP.
Tempat-tempat utama di Berlin sekarang diisi suatu area 3000 meter berpagar yang dipenuhi dengan ‘performance boxes’, lengkap dengan kondom dan pancuran air, yang dipersiapkan dekat stadion berlangsungnya pertandingan. Anggota dari Jaringan Wanita Methodist dari Distrik Cumbria akan berusaha "mengecilkan-hati" pengunjung yang menggunakan fasilitas-fasilitas seks ini.
Mary Moody, seorang worship leader dari Gereja Gosforth Methodist di Inggris, berkata: “Untuk berpikir bahwa di Eropa Abad ke-21, manusia dapat dibeli dan dijual seperti barang adalah menakutkan. Kita harus berbuat apa yang kita bisa untuk memberikan tekanan kepada pemerintah untuk tindakan secepatnya.
“Walaupun kita merasa tidak berdaya saat dihadapkan pada masalah-masalah seperti itu, tidak ada keraguan bahwa menulis surat dapat menolong, jadi kami mendesak orang-orang untuk menunjukkan dukungan mereka."
Dengan satu juta fans pria yang diperkirakan datang ke Jerman untuk World Cup, mereka prihatin acara itu terbukti akan terlalu atraktif bagi penjual seks, apalagi pelacuran legal di negara itu.
Di seluruh dunia diperkirakan, antara 700.000-4 juta perempuan, anak-anak dan pria diperjual-belikan setiap tahunnya. Pedagang membuai perempuan dengan janji-janji akan diperkerjakan sebagai pelayan atau model. Sampai di negara asing, dokumen mereka ditahan, mereka diawasi oleh keamanan dan hidup mereka dikontrol dengan isolasi. Perempuan yang diperdagangkan juga dapat menderita penganiayaan mental dan fisik yang ekstrim.
Dewan Gereja-gereja Dunia (WCC) pada hari Rabu menyerukan Israel agar menghentikan dan membongkar pemukiman di wilayah-wilayah kependudukan. ...