Sedikitnya 80 ribu umat kristen terkonsentrasi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, kemarin (01/07). Tak heran jika arus puluhan ribu orang yang membawa ribuan kendaraan ini, memacetkan Jakarta dalam beberapa jam. Kehadiran warga nasrani ini sendiri guna melakukan doa bersama menyambut pemilu pilpres 5 Juli mendatang.
‘’Kita ingin pemilu berjalan baik, sekaligus kita bersyukur karena pemilu legislatif lalu, telah ber-langsung dengan baik dan tahun 2004 ini, bangsa kita menuju ke arah yang lebih baik,” ujar Ketua Panitia Cecilia Sianawati kepada wartawan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (01/07).
Dikatakan Cecil, sebenarnya pi-haknya mengundang Presiden Me-gawati dan Wapres Hamzah Haz untuk hadir dalam acara ‘Doa Bagi Bangsa’ itu. Namun, Mega tidak hadir dan diwakili Menteri Agama Said Agil Husein Al Munawar. “Ini doa bagi bangsa. Jadi sangat tepat kalau mereka datang. Tapi karena kesibukan mereka yang luar biasa akhirnya mereka tidak bisa datang,” jelasnya.
Cecil yang juga bendahara Partai Damai Sejahtera (PDS) membantah apabila dikatakan doa bersama itu ditujukan agar pasangan Mega-Hasyim menang pada pemilu mendatang. “Tidak ada, ini hanya doa biasa karena kita tidak berke-pentingan dengan siapapun yang menang,” katanya.
Acara itu dihadiri Ketum PDS Ru-yandi Hutasoit, Sekjen PDS Denny Tewu dan anggota FPDIP Suko-waluyo Mintorardjo dan undangan dari luar negeri, serta jemaat dari sejumlah gereja di Jabotabek. Ibadah doa bersama ini dipimpin Pendeta Reinhard Bonnke.
Acara nampak hidup ketika dentuman lagu Selamat Indonesia karangan Pdt Nico Nyoto Raharjo menggema di dalam Stadion Gelora Bung Karno. Lagu yang dibawakan Wilar Kawatu dan Elly Kapitan cu-kup memukau suasana. Suasana menjadi hikmat ketika Ketua Per-sekutuan Injil Indonesia, Bambang Wijaya membacakan pidatonya. Bambang sendiri mengimbau agar umat kristiani mencari pemimpin yang memperhatikan umat mino-ritas. Sedangkan Ketua Umum PDS, Ruyandi Hutasoit menekankan arti dan makna berdemokrasi. Dikata-kannya, doa kebebasan alam ber-demokrasi saat ini membuktikan arti dan makna berkumpul seperti sekarang ini. “Dalam tiga tahun ini, banyak makna dan arti kebebasan berdemokrasi, seperti, kebebasan berkumpul dan mengemukakan pendapat,” katanya yang disambut tepukan tangan yang memadati GBK.
“Kebebasan yang dimiliki karena Yesus berada di antara kita, dan juga melindungi bangsa ini,” tambahnya. Senada dikatakan Menteri Agama. Dalam pidatonya, Menag yang membuka dengan kata syaloom itu menjelaskan bahwa ketidakhadiran Presiden Mega karena beliau (Mega, red) mem-punyai jadwal yang sangat ketat. Sehingga kedatangannya mewakili pemerintah, kata Said Agil. “Namun presiden menitipkan pesan pada saya dalam acara ini dengan salam hangat,” kata Said Agil.
Dikatakannya sudah selayaknya sebagai bangsa mendoakan bang-sanya. Oleh sebab itu, katanya, sangat tepat umat kristiani men-doakan bangsanya dalam pemilihan presiden tanggal 5 Juli. Selain itu juga Agil berpesan pada umat kristiani dalam pilpres nanti gu-nakan pilihannya yang tepat, dan juga mencari pemimpin yang dapat membawa ke alam demokrasi. Dalam mengakhiri pidatonya, Menag mengucapkan kembali sampai tiga kali perkataan syaloom bagi umat kristiani, dan selan-jutnya meninggalkan mimbar yang diantar langsung Ketua Umum PDS sampai memasuki mobilnya di luar stadion.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana Doa bagi Bangsa Cecilia Sianawati ketika ditemui menje-laskan, acara ini tujuannya, di anta-ranya, pertama, kesadaran umat kristiani bahwa Tuhan telah mem-berikan bangsa Indonesia limpah anugrah. Ditambah keadaan eko-nomi yang telah membaik. Kedua, berdoa agar pelaksaanan Pemilu 5 Juli berlangsung tertib, aman dan damai. Ketiga, manusia yang penuh keterbatasan membutuhkan perto-longan Tuhan.
Dan terakhir, terlaksanannya tranformasi Indonesia yaitu suatu keadaan yang lebih baik, sehingga NKRI berkembang terus melalui nilai luhur Pancasila. Dijelaskan bendahara PDS ini bahwa kegiatan tersebut menyerap dana 750 juta rupiah. Ditanya apakah kegiatan ini dalam bentuk dukungan terhdap capres Mega? Hal itu dibantah. Di-kataknnya, acara ini tidak ada du-kung mendukung. Undangan pada Mega sebagai kapasitas presiden, jelasnya.
Dikatakannya sekarang ini sudah saatnya umat kristiani untuk berpartisipasi dalam negara ini. “Umat kristiani jangan sampai menjadi penonton dalam negara ini,” kata Cecilia.
Sumber:terangdunia.com
Kristiani di Kenya mengatakan bahwa memasukkan pengadilan Islamiah ‘Kadhis’ ke dalam konstitusi yang baru bertentangan dengan prinsip sistem hukum negara yang menekankan pemisahan antara Negara dan agama. Komite Ahli Peninjau ...