Gereja-gereja di Korea Selatan berdoa untuk akhir yang damai atas permusuhan antar dua negara serumpun setelah Kore Utara menyerang pulau Yeonpyeong.
Korea Selatan masih mempertimbangkan tindakan yang akan mereka ambil setelah puluhan tembakan artileri dilayangkan Korea Utara di pulau perbatasan pada hari Selasa, menewaskan dua warga sipil dan dua tentara serta menghancurkan toko-toko dan rumah-rumah.
Sekretaris Jendral Dewan Kristen Korea, the Rev Kim Woon-Tae, mengatakan ia berdoa bagi stabilitas, kedamaian dan kerjasama sebagaimana ketegangan semakin meningkat setelah semenanjung Korea ini dibagi dua.
Pastor Johannes Kim Yong-hwan, rektor dari Keuskupan Incheon, yang mencakup Yeonpyeong, meminta Korea Selatan untuk ‘merangkul’ Korea Utara dan masuk ke dalam dialog, menurut kantor berita Zenit.
Pastor dari gereja Baptis John Kim Hun-il, sekretaris eksekutif bantuan gereja-gereja Katolik Korea Selatan kepada Korea Utara mendesak pemerintah Korea Selatan untuk tidak membalas dengan tindakan militer dan menyerukan kepada Korea Utara untuk menahan diri terhadap serangan lebih lanjut.
John Kim Hun-il berkata, “Mengarahkan serangan pada warga sipil dan rumah-rumah sipil adalah tidak manusiawi dan dapat menyebabkan tragedi lebih lanjut di semenanjung Korea.”
Presiden AS Barack Obama mengatakan Amerika Serikat telah siap untuk berdiri ‘bahu-mambahu’ dengan Korea Selatan. Menlu Inggris William Hague ‘sangat mengutuk’ serangan tersebut.
Sementara Korea Utara telah memperingatkan akan melancarkan serangan lebih lanjut jika diprovokasi oleh Korea Selatan, Seoul mencari bantuan ke Cina untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Korea Utara yang juga menjadi mitra dagang utama dari Korea Utara.
Seoul memperkuat pertahanan di pulau itu dan latihan militer dengan AS akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Dewan Dunia Misi telah menulis surat kepada Gereja Presbiterian Korea (PCK), salah satu dewan gereja yang beranggotalan 31 gereja, dan meminta dukungan dan doa bagi Korea.
Sekretaris Jenderal dari Dewan Dunia Misi, Rev Dr Des van der Water, berbicara dengan ‘keprihatinan yang mendalam’ atas perkembangan antara Korea Utara dan Selatan dan mengatakan pihaknya ‘menyesalkan agresi tak beralasan’ ini.
“Kami menyesalkan atas hilangnya nyawa, korban luka dan teror yang dialami penduduk di pulau perbatasan dan dalam satu suara dengan semua pihak yang sedang berdoa atas insiden terbaru ini agar tidak berkembang menjadi konflik besar dan perang di kawasan tersebut,” ujarnya.
“Kami berdoa bagi perdamaian dan terutama penghiburan Tuhan bagi mereka yang kehilangan teman maupun anggota keluarga dan mereka yang terluka dan mengalami trauma akibat serangan tersebut.”
Sumber :christiantoday
Kota Kolkata, India, Kamis, 26 Agustus, akan mengenang seorang biarawati berbadan kecil. Dia menjadi sebuah lambang rasa kasih atas karyanya bagi ...