Jenazah Frans Seda tiba di di Aula Karol Wojtyla (Hall B), Unika Atmajaya, Jakarta, Sabtu (2/1/2010).
Misa untuk Frans Seda yang di pimpin oleh Romo Adi, dari pastoral Universitas Atmajaya Jakarta. Misa diikuti oleh segenap keluarga, para kerabat, ikatan alumni Unika Atmajaya, dan para mahasiswa Unika Atmajaya.
JAKARTA - Civitas Akademika Atmajaya Jakarta menggelar Misa penghormatan untuk Frans Seda, Sabtu (2/1/2010).
Jenazah Franciscus Xaverius Seda atau akrab disapa Frans Seda tiba di Aula Karol Wojtyla (Hall B), Unika Atmajaya, Jakarta, sekitar pukul 09.00 WIB.
Sekitar 100 perwakilan civitas akademika, dari rektorat, karyawan dan mahasiswa menyambut jenazah mantan Rektor dan Ketua Yayasan Unika Atmajaya itu dengan lantunan nyanyian duka dan doa.
Acara dilanjutkan dengan Misa yang di pimpin oleh Romo Adi, dari pastoral Universitas Atmajaya Jakarta. Misa diikuti oleh segenap keluarga, para kerabat, ikatan alumni Unika Atmajaya, dan para mahasiswa Unika Atmajaya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unika Atmajaya FG Winarno mengatakan, "Selamat datang Pak Frans Seda dan selamat jalan. Beliau terakhir singgah ke kampus ini pada 15 September lalu dalam keadaan yang sudah tidak berdaya. Namun beliau masih ingin melihat para mahasiswa menjalani ujian akhir."
Winarno juga mengungkapkan rasa syukurnya atas izin yang diberikan pihak keluarga Frans Seda agar jenazah Frans Seda dapat singgah sebentar di kampus Atmajaya.
Frans Seda merupakan salah satu pendiri Unika Atmajaya pada 1960. Pada usia belum genap 34 tahun, Frans sudah menjadi rektor Unika Atmajaya. Frans Seda juga pernah menjadi ketua yayasan Atmajaya untuk beberapa periode, terakhir menjadi ketua pembina yayasan hingga akhir hayatnya.
"Kita tidak bisa melepaskan dari dua institusi, kampus dan yayasan Atmajaya. Beliau sangat peduli (terhadap kampus) kapan dan dimana pun. Frans Seda juga selalu menekankan mengapa Universitas ini (Unika Atmajaya) harus menjadi Universitas Katolik karena harus menggarami dunia," ujar Winarno.
Pihak keluarga yang diwakili Nessa Seda, istri almarhum, pada kesempatan itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada rakyat Indonesia pada umumnya dan Unika Atmajaya. "Terima kasih atas atensi, dukungan doa dan moril, mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan Bapak," kata Nessa.
Fransiscus Xaverius Seda atau yang akrab disapa Frans Seda meninggal di usia 83 tahun pada pukul 05.15 WIB, Kamis, (31/12/2009). Pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926, ini juga dikenal sebagai politikus, tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha Indonesia.
Usai Misa di Unika Atmajaya, jenazah Frans Seda kemudian dibawa ke Gereja Katedral untuk didoakan sebelum dimakamkan di pemakaman San Diego Hills, Karawang.
“Kisah ke-Kristenan sebagai iman yang mendunia ditulis di depan mata kita," kata Dr. Dana Robert dari Boston University School of Theology, saat berbicara di hadapan kumpulan pemimpin-pemimpin gereja dunia