Konflik agama terjadi akibat dipolitisasinya agama untuk kepentingan tertentu. Agama tidak dijadikan sebagai pedoman hidup, melainkan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang justru bertentangan dengan norma agama itu sendiri. Penyebab terjadinya konflik agama, yakni terkait
Nahum 1:7 TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.? Saya masih ingat seorang teman di persekutuan sekolah pernah mengatakan sepertinya Allah di perjanjian lama itu begitu kejam. Teman saya
Bencana tsunami terbesar sepanjang sejarah yang terjadi di Aceh dan Sumut pada 26 Desember 2004 , sehari setelah hari raya Natal mengundang simpati dan empati mendalam dari seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat kecil tak berdosa ikut menjadi korban keganasan
Beberapa harapan dan kekecewaan menyertai manusia dalam mengakhiri tahun 2004. Bencana alam tsunami dikabarkan telah mengambil nyawa lebih dari 100.000 orang di Asia Tenggara dan Selatan. Kita perlu menundukkan kepala bagi korban yang terdiri dari berbagai bangsa dunia.
Ketika bencana demi bencana melanda negeri kita: hujan, badai, banjir, tanah longsor, dan gempa bumi yang disertai tsunami di Alor, Nabire, Aceh dan Sumatera Utara/Nias, kita hanya bisa berpasrah kepada Allah, seraya bertanya: Apa maksud Allah dengan semua ini? Adakah rahasia
Setiap detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahun yang kita lewati memberi pertanda bahwa TUHAN hendak mengajarkan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa yang sudah lalu itu tidak perlu terlalu dikenang kembali. TUHAN mengajarkan kepada kita melihat ke arah depan kita,
Tepat 220 tahun lalu, pada bulan Desember 1784, sebuah majalah Jerman, Berlinische Monatschrift, menerbitkan jawaban Immanuel Kant atas pertanyaan yang jadi judul esai ini: Apakah Pencerahan? (Was ist Aufkl'ung?) Di situ, dalam teks pendek yang kemudian jadi sangat terkenal
Tanah pusaka kembali berlinang duka. Belum kering luka hati kita akan derita saudara-saudara di Alor (Nusa Tenggara Timur) dan Nabire (Papua), tanpa peringatan, sehari setelah umat Kristiani memperingati Natal, bumi kembali bergoyang. Gempa tektonik disertai gelombang
Bencana alam kembali mengguncang negeri seribu pulau. Kali ini, 26 Desember 2004, tragedi bangsa berupa gempa bumi disertai gelombang Tsunami menerjang Aceh, Nias dan beberapa daerah di Sumatera Utara. Dampak gelombang Tsunami juga dirasakan warga Sri Lanka, India,
Perayaan Natal yang diperingati setiap 25 Desember senantiasa memberi gambaran dan sekaligus harapan akan kehidupan hari esok yang lebih cerah. Hal ini dapat disimak dari pesan Natal itu sendiri yang menyiratkan datangnya kedamaian dalam rajutan tali kasih sayang di antara umat