HOME Society Right
: : VIEW PAGE

Gus Dur Meminta Walikota Tangerang Memberikan Izin Membangun Gereja

Thursday, Oct. 28, 2004 Posted: 10:00:03AM PST



Komitmen mantan Presiden RI, Gus Dur untuk melindungi kaum minoritas dibuktikannya dengan turun langsung membela Yayasan Pendidikan Kristen Sang Timur di Karang Tengah, Tangerang, Senin (25/10). Saat Gus Dur tiba, tembok penghalang yang dibuat untuk memblokir jalan masuk sekolah Kristen dan lokasi pendirian gereja itu, sudah dirubuhkan aparat.

Mungkin karena tahu Bapak akan datang, tembok itu sudah dirubuhkan aparat sejak pagi, kata Zanuba Arifah Chafsoh Rahman alias Yeni, salah satu putri Gus Dur, yang turut meninjau Sang Timur, Senin (25/10) pada wartawan.

Dalam kunjungan itu, Gus Dur juga ditemani aktivis Seto Mulyadi. Kunjungan dimulai 10.00 WIB dan berakhir dua jam kemudian.

Dalam kunjungan itu, Gus Dur melakukan dialog dengan pengelola yayasan, orangtua murid, dan warga sekitar. Sebagian ibu-ibu yang merupakan orangtua murid, menangis saat bercerita kepada Gus Dur bahwa anak-anaknya trauma karena sekolah Katolik itu didemo terus oleh sekelompok massa.

Gus Dur pada kesempatan itu meminta warga agar tidak melakukan tindakan anarkis bila keberatan dengan kegiatan Yayasan Sang Timur. Memblokir jalan tidak dibenarkan karena jalan itu adalah tanah adalah milik negara. Tak ada yang berhak memblokirnya dengan mengklaim itu milik mereka,kata Gus Dur yang datang berkat undangan aktivis lintas agama ini.

Warga diminta memberi akses untuk sekolah bagi anak-anak. Hak anak-anak menuntut ilmu harus dihormati. Kalau misalnya masih keberatan dengan masalah itu, harus dilakukan upaya dialog, sambung mantan presiden ini. Gus Dur juga meminta Walikota Tangerang memberikan izin membangun tempat ibadah (gereja). Alasannya, permintaan izin tersebut sudah diajukan sejak 12 tahun lalu.

Seperti diketahui, peristiwa ini dipicu ketika awal Oktober lalu sekelompok massa mendatangi Sang Timur. Mereka meminta pengurus yayasan untuk menghentikan aktivitasnya, terutama rencana untuk mendirikan tempat ibadah. Bahkan setelah itu massa membangun tembok yang menutup jalan masuk ke lembaga tersebut. Aksi massa tersebut mendapat dukungan masyarakat sekitar karena mereka menilai izin Sang Timur adalah sebagai lembaga pendidikan, bukan tempat ibadah.

Menanggapi aksi massa yang berdemo dan mengancam Sang Timur, Gus Dur berang. Kenapa baru sekarang digembar-gemborkannya, jelas ini berbau politik. Puasa jangan dijadikan ajang politik,imbaunya kepada wartawan di ruang kesusteran Sang Timur Ta-ngerang.

Gus Dur malah meminta masyarakat seharusnya berterima kasih atas pendidikan yang telah diberikan oleh Yayasan Sang Timur.

Gus Dur juga meminta kepada para romo dan suster di Sekolah Sang Timur untuk melanjutkan pendidikan dan mencoba menormalisir keadaan agar kembali seperti semula.

Banser diminta mengamankan daerah ini. Kalau mau main kuat-kuatan ayo adu dengan saya, tantang Gus Dur yang disambut oleh wali murid Sang Timur seraya meneriakkan yel-yel mendukung Gus Dur. Begitu pun jika FPI yang turun tangan, pihak Gus Dur tetap akan menghadapinya.

Jika tempat peribadatan akan dipindahkan, biar pemda yang menentukan. Pihak sekolah diminta tidak usah takut jika ada tindakan-tindakan yang mengarah kekerasan. Biar kita ajukan sampai pe-ngadilan, katanya dengan nada tinggi.

Gus Dur juga memerintahkan banser NU untuk men-jaga Sekolah Sang Timur sampai keputusan pemda tentang kasus ini keluar. Menurut koordinator lapangan banser NU, Karman, untuk kemarin saja telah diturunkan 100 personel banser NU untuk pe-ngamanan Gus Dur. Selanjutnya, tentang pengamanan Sekolah Sang Timur tergantung perintah langsung dari Gus Dur,ujar Karman.

Sementara itu, Menko Kesra Alwi Shihab meminta penyelesaian masalah pembangunan tembok di sekolah Katolik, Sang Timur, diselesaikan secara musyawarah. Tidak perlu ada bentrok fisik.

Kita minta masalah itu (Sang Timur) diselesaikan dengan musyawarah tidak perlu bongkar paksa. Dari pihak mereka yang pasang tembok, seharusnya mengerti bahwa ini mengganggu kerukunan beragama. Oleh karena itu, perlu duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk Gus Dur, ungkap Menko Kesra Alwi Shihab.

Pembangunan tembok batako dipicu oleh warga yang memrotes tindakan pengelola sekolah Sang Timur yang menggunakan aula sekolah untuk kegiatan ibadah. Shihab juga minta Menteri Agama, M Maftuh Basyuni, turun tangan langsung menangani kasus Sang Timur.

Menteri Agama diminta memberikan pengarahan dan penyuluhan kepada masyarakat agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

Terang Dunia

>