HOME Society Nation
: : VIEW PAGE

Mabes Polri Kirim Penyidik ke Prancis

Pascaledakan Kedubes Indonesia, Seluruh Perwakilan RI Siaga

Saturday, Oct. 9, 2004 Posted: 9:00:30PM PST

JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyambut tawaran pemerintah Prancis untuk menyelidiki peledakan di luar kedubesnya di Paris kemarin. Mabes Polri akan mengirim tim yang beranggota lima penyidik ke Paris. Tim yang beranggota perwira menengah ke atas itu akan berangkat hari ini.

Keberangkatan tim itu dibenarkan oleh Ansyaad Mbai, kepala bagian kontraterorisme di Kantor Menko Polkam. "Tim tersebut akan dipimpin Brigjen Gorries Mere dan berangkat Sabtu ini," terangnya seperti dikutip kantor berita AFP kemarin.

Menurut Mbai, Menko Polkam Ad Interim Hari Sabarno setuju untuk mengirim tim penyidik itu setelah bertemu dengan Pranowo. Seperti diketahui, Gorries memimpin gugus tugas polisi yang berperan dalam pengungkapan tragedi Bom Bali 2002.

Ledakan di luar Kedubes Indonesia yang berlokasi di 47-49 Rue Cortambert, Paris, itu terjadi sekitar pukul 04.50 waktu setempat (pukul 09.50 WIB) kemarin. Ledakan itu diperkirakan berasal dari bom berdaya ledak rendah (low explosive). Tapi, polisi Prancis menyatakan daya ledaknya sedang.

Meski belum diketahui jenisnya, bom itu meremukkan kaca gedung Kedubes Indonesia mulai lantai satu hingga empat, termasuk ruang Dubes. Di antara 10 korban luka, tiga orang warga Indonesia.

Pemerintah Indonesia menilai, saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan bom tersebut sengaja ditujukan ke Kantor KBRI. "Jangan sampai kita berspekulasi ledakan ini sengaja ditujukan kepada kita. Belum ada informasi jelas soal apa targetnya, siapa pelakunya, dan apa motivasinya," kata Jubir Deplu Marty Natalegawa dalam press briefing di gedung Deplu, Pejambon, kemarin siang.

Namun, dia juga menegaskan, Deplu telah mengambil langkah antisipatif. "Deplu menyeru perwakilan kita di luar negeri supaya waspada. Seluruh misi diplomatik kita di negara lain telah diminta siaga," tegasnya.

Marty mengatakan, Menlu Hassan Wirayuda yang kini menghadiri ASEAN-Europe Meeting (ASEM) di Hanoi, Vietnam, telah bertemu dengan Presiden Prancis Jacques Chirac yang juga hadir dalam acara itu. "Menlu Hassan Wirayuda sudah bertanya kepada Presiden Chirac dan juga telah menginformasikan ledakan ini ke Presiden Megawati," kata Marty.

Andreas Sitepu, kepala bidang protokol dan konsuler KBRI di Paris, menuturkan tiga warga Indonesia yang luka adalah Ny Popy Paliama dan dua anaknya, Mona dan Melanie. Mereka adalah istri dan anak Alex Paliama, warga asal Maluku yang sehari-harinya menjaga Kantor KBRI dan tidur di sana.

"Pak Alex tidak terluka. Hanya mereka bertiga yang terluka karena saat itu sedang tidur di lantai basement," kata Andreas saat dihubungi koran ini kemarin.

Tapi, Andreas buru-buru menegaskan ketiga orang itu tidak terluka parah. "Mereka berdarah karena terkena pecahan kaca. Mereka juga kehilangan pendengaran karena kerasnya suara ledakan. Tapi, sekarang mau dijemput dari rumah sakit," ujar Andreas yang mengaku dirinya langsung meluncur ke lokasi kejadian sesaat setelah ledakan.

Andreas berkali-kali menepis kemungkinan kantornya itu sengaja dijadikan target ledakan di pagi buta itu. Dia lantas bercerita, bom diduga kuat diletakkan di atas trotoar dekat jendela ventilasi ruang basement. Pasalnya, di tempat itulah bekas-bekas ledakan masih bisa dikenali.

"Karena ditaruh di ruang terbuka, akibat ledakannya kemana-mana. Bahkan, sepengetahuan saya, yang rusaknya cukup parah justru flat milik warga setempat di dekat KBRI," cetusnya.

Karena diletakkan di tempat umum itu, sekitar tujuh sampai delapan orang warga setempat ikut terluka. Setidaknya, dua mobil yang diparkir di sana juga terkena imbas ledakan itu. "Jadi, terlalu dini untuk menyatakan ledakan itu ditujukan kepada kami," imbuhnya. Namun, dia mengakui di sekitar KBRI Paris tidak terdapat kedubes negara lain.

Andreas menambahkan, saat ini ada sekitar 1.100 hingga 1.200 warga Indonesia di Prancis. Kepada mereka inilah, KBRI berusaha mengimbau supaya tidak khawatir. "Kami juga berpesan kepada mereka agar hati-hati," lanjutnya.

Apa kantor kedutaan tutup? "Tidak. Tapi, memang ada pembatasan pelayanan. Misalnya, hanya visa yang sudah jadi dan tinggal ambil yang dilayani," jawab Andreas. Dia juga menceritakan beberapa pejabat Prancis, seperti Menlu dan Mendagri, telah datang ke lokasi kejadian.

Dampak ledakan di KBRI Paris juga terasa ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille yang terletak sekitar 700 km dari Paris. Seorang staf KJRI, Nana Olii, mengatakan, seluruh staf waswas pascaledakan tersebut. "Kejadian itu sempat mengkhawatirkan semua pegawai di sini. Sebab, ledakan seperti itu kan bisa terjadi di mana saja," ujarnya ketika dikonfirmasi tadi malam.

Untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, KJRI pun mengambil langkah-langkah antisipatif. Nana mengatakan, KJRI telah menghubungi kepolisian setempat untuk minta tambahan bantuan pengamanan. Bantuan pengamanan itu, menurut dia, difokuskan tidak saja ke Kantor KJRI, tetapi juga ke wisma konsuler. Namun, aktivitas KJRI tidak terhenti. "Aktivitas berjalan seperti biasa," kata Nana.

Jawa Pos
>