Tubuh Gereja Dunia Desak Tindakan Nyata Penuntasan Kemiskinan
WCC dan WEA meminta seluruh pemerintahan di dunia agar menjalankan komitmen mereka dan kepada gereja-gereja agar bangkit menyatakan keadilan dan penuntasan kemiskinan
Thursday, Sep. 22, 2005 Posted: 3:51:37PM PST
Dua dari tubuh Kristiani global terbesar di dunia telah menyampaikan seruan mendesak kepada seluruh pemerintahan di dunia agar menjalankan komitmen mereka dan kepada gereja-gereja agar bangkit menyatakan keadilan dan penuntasan kemiskinan.
Dua organisasi global tersebut mengeluarkan reaksi terhadap KTT Dunia PBB yang dilaksanakan di New York, AS minggu kemarin.
"Kami berduka atas 800 juta orang di seluruh dunia yang kekurangan gisi dan lebih dari 1 milyar orang yang hidup dengan kurang dari US$1 setiap hari dan berjuang setiap harinya untuk dapat bertahan," kata Geoff Tunnicliffe, Direktur Internasional dari World Evangelical Alliance (WEA), yang mewakili 380 juta umat Kristiani di 123 negara, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin lalu.
Pemimpin-pemimpin penting di dunia telah kembali dari sebuah kebaktian doa antar iman, yang diadakan bersamaan dengan KTT PBB, dimana mereka bergabung dengan sebuah komitmen untuk berjuang melawan kelaparan dunia.
Menyinggung hasilnya di pertemuan PBB, Michael Smitheram, koordinator internasional dari Micah Challenge – organisasi pembelaan untuk Kemiskinan Global yang merupakan perpanjangan tangan dari WEA, mengatakan, "KTT PBB telah menghasilkan sebuah perubahan yang mungkin dapat berarti, dan itu ada di dalam bahasa kepresidenan."
Presiden AS George Bush kepada 170 pemimpin-pemimpin dunia, telah meminta sebuah komitmen untuk Millennium Development Goals (MDGs), yang mana termasuk menuntaskan kelaparan dan kemiskinan sampai tahun 2015.
"Yang ingin kita lihat sekarang apakah AS benar-benar mengimplementasikan cita-cita tersebut," kata Smitheram.
Sekjen Rev. Dr Samuel Kobia dari World Council of Churches (WCC), yang mewakili sekitar 400 juta umat Kristiani di lebih dari 120 negara, menunjuk kegagalan respons yang diperlihatkan beberapa negara-negara untuk bertangung-jawab atas kemiskinan dunia.
"Negara-negara yang telah menunjukkan ketidakmampuan mereka merespon isu-isu penting saat ini harus menganggung beban tanggung-jawab untuk situasi ini, dan untuk kegagalan merespon kebutuhan orang-orang termiskin di dunia, dan juga untuk kepedulian keamanan mereka," kata Kobia, dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Selasa.
Sama seperti yang telah ditekankan Smitheram, Kobia meminta waktu untuk bertindak dan tidak hanya kata-kata.
Akan tetapi, Tunnicliffe menambahkan, "bukan hanya tergantung pemerintah untuk merespon."
"Gereja harus bangkit secara penuh dan mematuhi imperatif biblikal untuk merawat orang miskin," kepala WEA itu menyatakan.
Mendesaknya kebutuhan untuk menyinggung kemiskinan yang telah membunuh 30.000 anak-anak setiap harinya telah membawa pemimpin-pemimpin gereja dari seluruh belahan dunia untuk menekan perwujudan MDGs.
"Visi kita sebagai gereja-gereja adalah sebuah dunia yang mana kehidupan yang telah diberikan Tuhan kepada setiap manusia dilindungi, dimana setiap orang dapat hidup dalam kedamaian dan keadilan, sebuah dunia dimana kelaparan tidak akan ditoleransi lagi," kata Kobia.
>
Lillian Kwon
Koresponden Kristiani Pos
|