-
((Photo: Joanna Lindén-Montes/WCC))Prosesi dalam doa pembukaan di Korea Selatan, 30 Oktober 2013.



Ratusan peserta dari Pertemuan Dewan Gereja Sedunia Kesepuluh berpartisipasi dalam "Peace Pilgrimage" dilakukan pada tahun ke-60 sejak berakhirnya genjatan senjata dalam Perang Korea.
Sekitar 800 peserta WCC bergabung pada hari Sabtu menyerukan penyatuan Semenanjung Korea setelah ketegangan yang terjadi antara Utara dan Selatan.
Pendeta Dr. Olav Fykse Tveit, Sekretaris Jenderal WCC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "perdamaian di semenanjung Korea bisa terjadi tanpa permusuhan."
“Pertemuan yang sedang diadakan di Korea adalah ekspresi dari harapan gereja-gereja sedunia dan gereja-gereja di Korea untuk mencapai perdamaian dan rekonsiliasi,” kata Tveit.
Para peserta dibawa untuk mengunjungi Bell of Peace, yang terletak di Imjingak, dekat dengan perbatasan Korea Selatan-Korea Utara yang mencakup beberapa monumen yang didedikasikan atas terjadinya konflik tahun 1950-an.
Dr Jeffery Cooper, Sekretaris Jenderal dan CIO untuk Gereja Methodis Episkopal Afrika yang merupakan anggota di WCC mengatakan kepada The Christian Post bahwa sementara delegasi AME tidak bisa menghadiri pertemuan, namun mereka memberi dukungan penuh terhadap misi dan tujuan.
"Kristus memberitahu kita dalam Alkitab, ‘Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah’, " kata Cooper. "Tujuan dari ziarah untuk perdamaian - untuk membantu mengakhiri konflik dan memilih satu orang yang dan sesuai dengan pelayanan Kekristenan."
Follow us Get CP eNewsletter ››
Delegasi WCC bertemu di Busan, Korea Selatan dari tanggal 30 Oktober sampai 8 November 2013 yang bertemakan dari bahasa Korea "Madang."
“Madang adalah halaman tradisional Korea yang menghubungkan bagian yang berbeda dari sebuah rumah, ruangan untuk diskusi, musyawarah, perayaan dan persekutuan, pusat tradisional keluarga dan kehidupan komunitas,” dalam situs WCC.
“Pertemuan WCC dipersiapkan dalam semangat Madang yang mengundang peserta ke ruang diskusi dan perayaan umum.”
Pertemuan WCC dilakukan setiap tujuh tahun sekali dimana pertama kali diadakan di Amsterdam, Belanda pada tahun 1948.
Seruan WCC dan kelompok lainnya untuk penyatuan Semenanjung Korea dan komunis Korea Utara tampaknya semakin dekat dengan berkembangnya sebuah rudal balistik antar benua. Ahli senjata menyatakan pada hari Selasa bahwa rudal Pyongyang digunakan dalam parade militer yang baru-baru ini muncul," Allison Jackson melaporkan dari globalpost.com.
Cooper dari AME mengatakan kepada CP bahwa ia merasa WCC bisa membantu menyadarkan dalam penyebaran isu-isu di Korea dan membantu untuk membuka jalan untuk "perdamaian yang adil dan abadi."
"WCC bisa memainkan peran penting dalam memfokuskan perhatian umat Kristiani di seluruh dunia dalam situasi yang lama ini," kata Cooper. "WCC bisa melayani di daerah dimana saluran diplomasi tradisional tidak bisa berlangsung - selalu berhati-hati akan tujuan akhir dari perdamaian yang adil dan abadi."