-
((Photo: REUTERS/KCNA))
Korea Utara telah mengeluarkan pesan agresif kepada Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang meminta kedua negara untuk menghentikan latihan militer mereka yang dijadwalkan pada bulan Februari dan Maret karena pelatihan tersebut latihan provokasi yang "berbahaya". Peringatan dari Korea Utara ini mengingatkan ketegangan yang terjadi tahun lalu mengenai latihan.
"Kami dengan tegas memperingatkan pemerintah Korea Selatan dan AS untuk menghentikan latihan militer yang berbahaya karena dapat mendorong situasi di semenanjung dan hubungan utara-selatan menjadi bencana," laporan dari berita negara KCNA Korea Utara pada pekan lalu atas nama Komite Reunifikasi Damai Korea.
Pernyataan itu dilanjutkan dengan mengatakan bahwa latihan yang direncanakan adalah "sedikit dari deklarasi total nuklir," menambahkan bahwa latihan bisa memaksa Utara dan Selatan menjadi sebuah "bencana yang tak terbayangkan dan akan membawa mereka untuk melakukan latihan perang nuklir dan membuat provokasi militer, sehingga menentang peringatan kami. "
AS dan Korea Selatan secara rutin menjalankan latihan militer di negara Asia untuk bantuan keamanan nasional Korea Selatan dan acara aliansi antara kedua negara yang sedang berlangsung. Latihan mencakup ribuan tentara AS dan Korea Selatan seperti Key Resolve dan Foal Eagle.
Follow us Get CP eNewsletter ››
Korea Selatan mengatakan responnya dalam sebuah pernyataan bahwa latihan masih berlangsung seperti yang direncanakan meskipun retorika ancaman Korea Utara, dan Korea Utara belum menunjukkan adanya serangan.
"Jika Korea Utara benar-benar melakukan agresi militernya, kita tetap bisa melakukan latihan sebagai persiapan untuk darurat militer dan tanpa ampun dan dengan tegas akan menghukum mereka," kata juru bicara kementerian pertahanan Korea Selatan Kim Min-seok.
Korea Utara juga mengancam AS dan Korea Selatan tahun lalu menjelang jadwal latihan militer kedua negara tersebut. Menjelang jadwal latihan 2013, Korea Utara melakukan uji coba nuklir pada bulan Februari yang menentang perintah Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan aktivitas atom. Sebagai hukuman, Amerika Serikat dan PBB menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Korea Utara dan pemimpinnya Kim Jong Un.
Sebagai tanggapannya, Korea Utara menyatakan gencatan senjata 1953 dengan Korea Selatan yang tidak sah, sehingga gencatan senjata kedua negara harus tertunda lebih dari setengah abad.