Kevin Sorbo, mantan aktor serial televisi "Hercules", kembali ke petualangan baru - petualangan seorang Kristen di ranah terkenal Hollywood.
Dengan banyaknya orang yang pernah menonton Sorbo sebagai Hercules di televisi, mungkin sedikit yang tidak menyadari bahwa dia secara pribadi ingin mengajarkan kita sesuatu hal, yang tidak didasarkan hanya dari pandangan-pandangan moral pribadinya namun juga yang terpenting, nilai-nilai Kristiani.
Sorbo, yang baru-baru ini menjadi pembawa acara utama di Penghargaan Movieguide ke-19 dan membawa pulang Grace Award untuk "Kinerja Terinspiratif dalam Film Sepanjang 2010," berkata kepada The Christian Post, "Jika anda pernah menonton 'Hercules,' anda dapat melihat bahwa serial itu sebagian dibuat secara komikal. Saya ingat menerima banyak surat dari anak-anak dari seluruh dunia yang mengatakan serial itu membantu meredakan emosi mereka dan tidak mencari masalah dan dan menghindar dari masalah karena itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukan."
Dia dibesarkan dalam keluarga Lutheran dan kemudian memutuskan mengikuti sebuah gereja non denomisional. Latar belakangnya yang kuat mungkin salah satu alasan mengapa ia membawa imannya saat bekerja di Hollywood.
Tentu saja, Sorbo tidak menolak berperan sebagai pria jahat namun akan menolak peran sebagai pria "yang memukul wajah gadis berusia 13 tahun" seperti yang diminta sebuah peran.
Pria berusia 52 tahun itu mengenang, "Saya berkata 'tidak mungkin,' saya tidak akan melakukannya. Saya berperan dalam sebuah film Western yang akan datang sebagai seorang pria jahat; itu adalah pertarungan antara yang baik vs jahat dimana di akhir film peran saya harus membayar kejahatan-kejahatannya. Ada pelunasan keras untuk menunjukkan apa yang salah dan apa yang benar."
Saat dia membintangi film-film Kristiani seperti di "What if …" dan "Soul Surfer" namun juga menyisakan ruang untuk film-film sekuler, harapan satu-satunya adalah merubah wajah Hollywood seperti yang kita kenal saat ini.
Kekuatiran pribadinya adalah, apa yang akan dianggap normal oleh publik saat kebanyakan hal-hal yang digambarkan itu memberitahu kita kalau pandangan moral kita bisa saja salah.
"Hollywood kebanyakan suka menaruh pesan mereka sendiri, dan pesan itu bukan yang terbaik untuk semua orang," katanya. "Jika anda terus mengatakan dua tambah dua sama dengan lima berulang-ulang kali, ini yang akan dipikirkan orang. Mungkin jadi lima jika terus merubah definisi normal dan apa yang benar dan yang salah."
Sorbo juga prihatin pada ke-Kristenan yang terus diganggu pers. Ia meratapi, "ke-Kristenan menerima pukulan yang sungguh saya tidak mengerti namun kita tidak bisa mengatakan sesuatu yang negatif mengenai Muslim karena ini sangat buruk, anda tidak bisa mengatakan sesuatu yang negatif mengenai iman lain."
Melalui peran barunya, ia berharap tidak hanya menghentikan pengganggu yang memukuli ke-Kristenan namun juga mentransformasi Hollywood dengan memperbaiki definisi mereka tentang apa yang benar dan apa yang baik.
"What If…," yang saat ini tersedia DVDnya, memberikan Sorbo kesempatan untuk pertamakalinya berkotbah sebagai pendeta. Film itu membolehkan dia menunjukkan bahwa meskipun keputusan-keputusan salah, keputusan-keputusan jasmani adalah jalan yang paling sering diambil orang, Tuhan akan selalu memberikan semua orang kesempatan kedua - dan tentu saja di film ini, dengan bantuan seorang malaikat canggung sebagai pembimbing dalam prosesnya.
"Hollywood masih berada dalam bisnis dari bisnis pertunjukkan," katanya. "Jika kita memberikan mereka pesan yang cukup keras dan jelas dan jika banyak orang mulai mendukung film-film seperti ini, film yang memiliki pesan yang baik, film yang bisa disimak keluarga namun tidak murahan, yang memiliki jalan cerita baik, akting yang baik, tulisan yang baik, sutradara yang baik dan sinematografi yang baik, maka film-film ini akan mereka dukung."
Dia menyimpulkan keprihatinannya dengan mengingatkan pemirsa Kristiani untuk memilih apa yang benar.
"Tergantung keputusan anda untuk memberi pesan ke Hollywood dan mulai mendukung film-film seperti ini yang berkebalikan dengan film-film lain yang hanya menunjukkan sisi kehidupan yang gelap dan negatif."
Di Web: http://thewhatifmovie.com/
Ratusan warga di Kelurahan/Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, menolak pembangunan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Pekiringan dan kegiatan kebaktian yang dilaksanakan jemaat di gereja tersebut, Minggu.