Pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Injili di Kepunton, Solo, adalah anggota kelompok anti-Barat dan serangan sejenis bisa terjadi kembali karena rekan-rekannya yang memiliki delapan bom masih buron, kata polisi.
Orang itu diidentifikasi sebagai Pino Damayanto, alias Achmad Yosepa alias Hayat, seorang anggota kelompok teror Jamaah Ansharut Tauhid, kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam, Selasa lalu.
Hayat meledakkan dirinya di dalam gereja, melukai 28 orang setelah ibadah selesai hari Minggu pagi, 25 September 2011.
Kelompok yang diduga berada di balik serangan Jamaah Ansharut Tauhid atau JAT, dibentuk pada 2008 oleh Abu Bakar Baasyir, ulama Islam radikal yang saat ini menjalani hukuman penjara 15 tahun karena mendanai kamp pelatihan teroris. Hayat, 31 tahun, "diindoktrinasi langsung" oleh Baasyir, kata polisi.
Baasyir dikenal di Amerika Serikat sebagai anggota kunci Jamaah Islamiyah, kelompok militan Asia Tenggara Islam yang terkait dengan Al-Qaeda. Jamaah Islamiyah telah membunuh ratusan warga sipil dalam serangan teror, terutama dalam pemboman Bali tahun 2002. Namun Baasyir menuduh keberadaan Jamaah Islamiyah adalah mitos yang diciptakan oleh Amerika, dan bahwa CIA dan Israel bertanggung jawab atas serangan teror di Indonesia. Ia juga mengatakan serangan 9/11 adalah bagian dari operasi rahasia CIA untuk menciptakan alasan untuk menyerang Afghanistan dan Irak.
Kapolri mengatakan Hayat dibantu oleh anggota JAT lain yang masih buron. "Bom rakitan yang digunakan di Solo dikhawatirkan adalah salah satu dari sembilan bom. Sisanya belum ditemukan," katanya. Ia juga mengatakan kemungkinan akan ada serangan di masa depan.
Hayat adalah teman dekat Muhammad Syarif yang bertanggung jawab atas pemboman sebuah masjid di dalam kantor polisi di Cirebon, Jawa Barat, pada bulan April.
Polisi setempat menyadari kemungkinan serangan terhadap gereja. Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan kepada DPR bahwa dua polisi telah dikirim untuk menjaga gereja dan memasang CCTV. Namun serangan tersebut tetap tidak bisa dicegah.
Setelah serangan teror, Pendeta Rick Warren dari Gereja Saddleback di Lake Forest, California, menulis pesan di halaman Facebook dan akun Twitter mengatakan GBIS adalah "gereja saudara kita."
Alasan pemboman tetap tidak diketahui namun diduga merupakan tindakan balas dendam atas bentrokan Muslim-Kristen terakhir di Ambon yang menewaskan delapan orang, termasuk lima Muslim dan tiga orang Kristen. Lebih dari 9000 orang, baik Kristen dan Muslim, tewas dalam bentrokan serupa di Ambon sejak tahun 1999.
Polisi juga menemukan sebuah bom buatan tangan yang sama ditempatkan di depan Gereja Maranatha di Ambon, Senin.
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir telah mengeluarkan keputusan akan memberikan denda kepada siapa saja yang melakukan praktek diskriminasi,